REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN- Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT RI) terus berupaya membangun sinergitas dalam konsep pentahelix guna mencegah tumbuhnya bibit-bibit intoleransi radikalisme dan terorisme.
Mengacu pada hal tersebut, Kepala BNPT RI, Komjen Pol Dr Boy Rafli Amar berpartisipasi dalam kegiatan yang diprakarsai Yayasan Harmoni Pemersatu Bangsa (YHPB) bertajuk Maulid Akbar & Tausiyah Kebangsaan dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan 1444H di Cilegon pada Ahad (19/3/2023).
Upaya memperkuat persatuan guna menumbukan toleransi antarumat beragama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara membutuhkan kesadaran dari semua pihak demi menciptakan Indonesia yang aman dan damai.
Boy Rafli menyebutkan bahwa dengan semangat bersama, seluruh pihak harus berjuang bersama memerangi virus intoleransi radikal terorisme karena sejatinya Indonesia adalah bangsa yang toleran.
"Virus tersebut adalah virus yang bukan merupakan wujud bangsa Indonesia, bangsa Indonesia adalah bangsa yang toleran, bangsa yang moderat," ujar dia dalam keterangannya, Selasa (21/3/2023).
Dia mengajak untuk kembali mengingat sejarah perjuangan para ulama-ulama besar pendahulu bangsa dalam usahanya melawan para penjajah.
“Pada waktu itu perkumpulan para ulama memutuskan melahirkan resolusi jihad fissabilillah untuk melawan penjajah. Itulah karakter para ulama-ulama besar Indonesia yang mengajarkan kita untuk menegakan prinsip hubbul wathon minal iman. Ini adalah warisan yang luar biasa," kata dia.
Dia menyebut, setiap penjajah, kolonialisme, imperialisme, musuh negara, maka harus dilawan dengan semangat nasionalisme, membangun semangat kecintaan kepada negara dan konstitusi negara yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan di dalamnya ada butiran nilai-nilai pancasila yang kemudian ditetapkan menjadi ideologi negara kita ,” jelas Mantan Kadiv Humas Polri tersebut.
Boy Rafli melanjutkan bahwa ideologi Pancasila merupakan idelogi pemersatu bangsa ditengah keberagaman bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dengan beragamnya bahasa daerah dan juga terdiri dari enam agama yang telah diakui negara.
"Kita akui bahwa di dalam negara kita, di dalam masyarakat kita terdiri berbagai agama yang disahkan oleh pemerintah dan setiap umat beragama berhak untuk menjalankan ibadah agama sesuai dengan syariat agamanya masing-masing. Oleh karena itu tidak lupa kita saling mengingatkan untuk tetap bertoleransi," tambah Boy Rafli
Pada kesempatan ini, tak lupa kepala BNPT RI kembali mengingatkan kepada seluruh masyarakat Cilegon untuk terus bahu membahu dalam mencegah dan menjaga bangsa dari penyebaran virus-virus intoleransi radikal terorisme.
"Berkaitan virus intoleransi radikal terorisme mohon kita cegah agar tidak berkembang ditengah-tengah kita," kata Boy berharap.