Sabtu 03 Feb 2024 09:11 WIB

Gus Ghofur: Indonesia Negara yang Patut Dicontoh Negara Lain Soal Kebersamaan

Gus Ghofur ungkap potensi Indonesia jadi rujukan negara lain

Rep: Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
Pakar tafsir Alquran KH Abdul Ghofur Maimun atau Gus Ghofur ungkap potensi Indonesia jadi rujukan negara lain
Foto: Dok Pribadi
Pakar tafsir Alquran KH Abdul Ghofur Maimun atau Gus Ghofur ungkap potensi Indonesia jadi rujukan negara lain

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Dr KH Abdul Ghofur Maimoen (Gus Ghofur) menyampaikan, di tengah permasalahan yang terjadi, baik itu ekonomi, politik, ataupun yang lain, tugas seorang ulama adalah menemani masyarakat.

"Menemani masyarakat agar mereka bisa melewati krisis itu. Karena sering kali problemnya itu bukan masyarakat, tetapi tokohnya," tuturnya saat hadir sebagai salah satu narasumber dalam forum Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-23 Tahun 2024. Forum ini digelar di UIN Walisongo Semarang, Jawa Tengah, pada 1-4 Februari 2024.

Baca Juga

Indonesia, lanjut Gus Ghofur, adalah negara yang patut dicontoh negara-negara lain ihwal kebersamaan. Bangsa ini juga sudah lama dilirik berbagai pihak mengenai toleransinya.

Dia menekankan, forum yang menghadirkan para tokoh dari berbagai agama ini sangat penting. Ini adalah forum yang dapat menjalin tali persaudaraan di antara para pemuka agama, sehingga bisa saling bekerja sama demi kebaikan dunia.

"Kita ingin memberi contoh kepada seluruh dunia bahwa negara ini, dengan kita memberi basis-basis teologis, dan kita memberi basis-basis secara fiqih, maka semua bisa berjalan dengan baik," ujarnya dalam rangkaian agenda yang digelar pada Jumat (2/2/2024).

Gus Ghofur menambahkan, risalah perdamaian dari pertemuan para pemuka agama ini akan disampaikan ke berbagai tempat maupun negara. "Kita ingin menyampaikan ke seluruh dunia bahwa apa yang terjadi di banyak negara, termasuk di Palestina, adalah sesuatu yang tidak benar. Ini hal yang tidak sesuai prinsip-prinsip kemanusiaan," terangnya.

Adapun narasumber dari para pemuka agama selain Gus Ghofur, di antaranya ialah Prof Hilman Latief (Islam-Indonesia), Prof Philip Kuntjoro Widjaja (Buddha-Indonesia), Dr I Nyoman Jujur (Hindu-Indonesia), Venerable Dr Yon Seng Yeath (Buddha-Kamboja), dan YB Datuk Dr Hasan bin Bahrom (Islam-Malaysia).

Selain itu ada pula Phra Dr Anilman Dhammasakiyo (Buddha-Thailand), Pdt Gomar Gultom (Kristen-Indonesia), Romo Agustinus Hery Wibowo (Katolik-Indonesia), Rev A Elga J Sarapung (Kristen-Indonesia), WS. Andi Gunawan, ST, CM, NNLP (Konghucu-Indonesia).

Baca juga: Hadiahkan Bacaan Surat Al Fatihah untuk Orang Meninggal, Ini Penjelasan Prof Quraish

AICIS ke-23 Tahun 2024 menjadi ajang pertemuan dan bertukar pikiran yang menghadirkan para tokoh akademisi dan pemuka agama dari sejumlah negara. Mereka nantinya akan mendiskusikan beragam persoalan kontemporer. AICIS tahun ini memiliki 25 sesi panel yang disediakan untuk mendiskusikan isu-isu yang dibagi menjadi tujuh subtema.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement