Maria Eduarda da Silva, seorang guru geografi berusia 24 tahun di Recife, Negara Bagian Pernambuco, menghindari mengenakan jilbab sejak dia masuk Islam satu tahun lalu. “Itu adalah langkah yang bagus untuk diambil dan melibatkan banyak tanggung jawab. Begitu Anda memutuskan memakainya, Anda tidak boleh menyerah,” katanya kepada MEE.
Sebagai guru sekolah negeri, da Silva harus mematuhi aturan berpakaian. “Pria tidak bisa memiliki janggut panjang, misalnya. Jadi, saya takut memakai jilbab saat di sekolah,” kata da Silva.
Dia mengatakan seorang rekannya gagal mendapatkan posisi magang di sekolah karena jilbabnya, sesuatu yang menambah ketakutannya. “Saya hanya memakainya ketika saya pergi ke masjid,” katanya.
Masjid di Recife terutama sering dikunjungi oleh para imigran dari Senegal, Mesir dan Pakistan, tetapi ada banyak mualaf. Da Silva adalah salah satu anggota kelompok perempuan yang berkumpul setiap bulan untuk membahas masalah khusus mereka.
“Banyak wanita menderita serangan di jalan. Orang bisa menyiramkan air ke arah mereka atau mengikuti mereka untuk mengintimidasi mereka,” jelasnya. Baru-baru ini, seorang psikolog mengunjungi masjid dan berbicara kepada kelompok tersebut tentang trauma semacam itu.