Selasa 15 Apr 2025 07:14 WIB

Cara Alquran Hadapi Islamofobia

Bukan fenomena baru, islamofobia terjadi sejak awal dakwah Nabi SAW.

Illustrasi islamofobia
Foto: Republika/Mardiah
Illustrasi islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan islamofobia berlangsung seiring dengan mulanya dakwah Nabi Muhammad SAW di Kota Makkah. Berkali-kali, kaum kafir setempat menghalang-halangi, menghina, dan menyerang Rasulullah SAW dengan berbagai cara. Seketika, Allah Ta’ala membalas perlakuan yang mereka berikan. Sebagai contoh, Abu Lahab dan istrinya. Mereka tidak henti-hentinya menebar kebencian terhadap al-Musthafa.

Sebut saja sebuah peristiwa ketika Nabi SAW berdiri di atas Jabal Qubais untuk menyampaikan pesan wahyu. Tanpa pikir panjang, Abu Lahab berseru, “Tabban laka yaa Muhammad!” ‘Celakalah kamu, Muhammad!’

Baca Juga

Allah SWT kemudian menurunkan surah al-Lahab. Isinya menegaskan:

تَبَّتۡ يَدَاۤ اَبِىۡ لَهَبٍ وَّتَبَّؕ

Istri tokoh Quraisy itu, Ummu Jamil, juga ditegaskan turut celaka.

وَّامۡرَاَ تُهٗ ؕ حَمَّالَةَ الۡحَطَبِ‌ۚ‏

‘Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar.’

Diceritakan, pasangan Abu Lahab itu sering kali membawa kayu bakar yang berduri-duri. Benda itu digendong di punggungya untuk kemudian disebar pada setiap jalan yang akan dilewati Nabi SAW. Dalam surah al-Lahab, Allah menjanjikan, kelak si istri Abu Lahab akan dimasukkan ke dalam neraka dengan keadaan leher terbelenggu.

Dari lisan Ummu Jamil juga pernah keluar cercaan. Ia menyebut Allah sebagai setan. Sembari kata-kata wanita itu menusuk perasaan Nabi SAW tatkala wahyu dari-Nya sempat terputus. “Ma araa syathaanaka illa qad tarakaka.” ‘Aku tahu, setanmu telah meninggalkanmu,’ ujarnya.

Allah kemudian menurunkan surah ad-Dhuha sebagai jawaban.

مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلٰىؕ‏

‘Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu.’

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Di luar pasangan musyrikin itu, tokoh-tokoh lain semisal Walid bin Mughirah dan Umayah bin Khalaf, juga pernah mengejek Nabi SAW. Allah menurunkan surah al-Humazah:

وَيۡلٌ لِّـكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةِ

‘Celaka para pengejek itu.’

Kini, berabad-abad sesudah zaman Rasul SAW gerakan islamofobia masih saja gencar. Mereka yang mengusung fobia tersebut selalu mendiskreditkan beliau. Stigma-stigam disampaikannya, padahal belum tentu mereka pernah mempelajari sejarah hidup Nabi SAW.

sumber : Hikmah Republika oleh Ustaz Dr Amir Faishol Fath
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement