Selasa 08 Nov 2022 00:30 WIB

Partai Islam Ra'am di Israel Buka Peluang Bergabung Pemerintahan Netanyahu

Benjamin Netanyahu meraih kemenangan dalam pemilihan umum.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Mantan Perdana Menteri Israel dan ketua partai Likud, Benjamin Netanyahu dan istrinya Sara memberi isyarat setelah hasil exit poll pertama untuk pemilihan Parlemen Israel di markas partainya di Yerusalem, Rabu, 2 November 2022.
Foto: AP/Tsafrir Abayov
Mantan Perdana Menteri Israel dan ketua partai Likud, Benjamin Netanyahu dan istrinya Sara memberi isyarat setelah hasil exit poll pertama untuk pemilihan Parlemen Israel di markas partainya di Yerusalem, Rabu, 2 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID,TEL AVIV -- Partai Daftar Arab Bersatu (Partai Ra'am), partai Arab Islam di Israel, menunjukkan sinyal bergabungnya mereka ke dalam pemerintahan baru Israel setelah Benjamin Netanyahu terpilih kembali menjadi Perdana Menteri Israel.

Sinyal bergabungnya Partai Daftar Arab Bersatu ini disampaikan oleh pemimpinnya, Mansour Abbas, dalam wawancara TV yang dikutip media Israel Arutz Sheva, Ahad (6/11/2022). Mansour mengatakan dia ingin memiliki pengaruh untuk kepentingan masyarakat Arab.

Baca Juga

Dia juga tertarik untuk terus melaksanakan rencana pemberantasan kejahatan di masyarakat Arab. Dalam wawancara tersebut, ia tidak mengesampingkan bergabung dengan pemerintahan Benjamin Netanyahu. "Saya ingin memiliki pengaruh untuk kepentingan masyarakat Arab," kata Mansour, seperti dilansir laman Arutz Sheva.

Mansour mengklaim, sebelum pembentukan pemerintahan saat ini, Partai Likud pimpinan Netanyahu telah menawarinya perjanjian koalisi. Namun Mansour belum mengungkapkan bukti yang dia klaim telah mendapat tawaran itu.

Sebab Partai Likud telah menolak klaim Mansour. Pernyataan Mansour berbeda dengan pernyataan yang disampaikannya pada Septemberlalu. Saat itu Mansour menyatakan bahwa partainya tidak akan mendukung Benjamin Netanyahu setelah pemilihan. Kala itu Mansour juga menyalahkan pemimpin Partai Likud atas peningkatan dramatis dalam kejahatan dan kekerasan di masyarakat Arab.

Netanyahu, yang kembali terpilih Perdana Menteri Israel berikutnya, telah mengundang para kepala partai nasionalis ke pertemuan pribadi pada Ahad (6/11) ini. Tujuan undangan ini adalah untuk memulai negosiasi koalisi.

Israel di bawah pemerintahan Netanyahu pada 2020 menormalkan hubungan dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain melalui kesepakatan Abraham Accords yang didorong Amerika Serikat. Desakan ini dilakukan atas kekhawatiran pengaruh regional Iran mendominasi strategi keamanan.

Benjamin Netanyahu meraih kemenangan dalam pemilihan umum pada Kamis (3/11/2022). Hasil akhir penghitungan mengkonfirmasi kemenangan mantan perdana menteri dengan aliansi sayap kanannya.

Kemenangan Netanyahu akan mengakhiri kebuntuan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel setelah lima pemilihan dalam waktu kurang dari empat tahun. Kali ini Netanyahu memenangkan mayoritas parlemen didukung oleh partai-partai ultranasionalis dan agama.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement