Kamis 13 Mar 2025 10:54 WIB

5 Alasan Utama Penyebab Bencana Keamanan yang Menghantui Israel

Israel hadapi fakta kegagalan total intelijen

Pejuang Hamas menyerbu penyeberangan Erez dalam operasi Badai Al Aqsa
Foto: AP
Pejuang Hamas menyerbu penyeberangan Erez dalam operasi Badai Al Aqsa

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV— Dalam sebuah laporan mengejutkan yang diterbitkan pada Selasa malam, 4 Maret 2025, Badan Keamanan Israel (Shin Bet) mengungkapkan serangkaian kegagalan intelijen dan politik yang serius yang membuka jalan bagi serangan 7 Oktober 2023, sebuah peristiwa yang mengguncang fondasi Israel dan membentuk kembali konflik Palestina-Israel dengan kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya

Laporan tersebut, yang lebih dari sekadar menceritakan fakta-fakta hingga membuat tuduhan langsung terhadap tingkat politik, membuka luka politik yang dalam di jantung masyarakat Israel dan menempatkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan pemerintahan ekstremisnya di depan ujian legitimasi yang mungkin merupakan yang paling parah dalam sejarah mereka.

Baca Juga

Tidak hanya itu, hal ini mencerminkan krisis strategis yang melampaui masalah keamanan hingga pertanyaan eksistensial tentang kemampuan Israel untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Laporan ini mengidentifikasi lima alasan utama yang menyebabkan bencana keamanan ini:

• Pelanggaran yang berulang-ulang terhadap Temple Mount

• Perlakuan buruk terhadap para tahanan Palestina

• Kegagalan kepemimpinan politik untuk menilai ancaman

• Ketergantungan yang berlebihan pada penghalang keamanan dan kekuatan militer

• Kurangnya pengawasan yang efektif terhadap aparat keamanan.

Laporan tersebut menjelaskan lebih lanjut bahwa rencana serangan itu telah diketahui oleh Shin Bet sejak tahun 2018 dan 2022, tetapi tidak diterjemahkan menjadi ancaman konkret yang membutuhkan respons proaktif, karena sulitnya menembus perlawanan Palestina di Gaza dan pendekatan politik yang didasarkan pada pengelolaan konflik daripada menghadapinya.

Pendekatan ini, yang diadopsi oleh pemerintahan Netanyahu selama bertahun-tahun, memungkinkan perlawanan untuk mengembangkan kemampuan militer dan organisasinya jauh dari pengawasan intelijen Israel, yang berujung pada serangan 7 Oktober.

BACA JUGA: Berkat Kecerdasan Ilmuwan Iran, Program Nuklir tak Dapat Diserang atau Dibom Sekalipun

Operasi ini menewaskan lebih dari 1.200 warga Israel dan menangkap lebih dari 250 orang lainnya, yang menunjukkan kerapuhan model keamanan yang telah lama dipromosikan oleh Israel sebagai jaminan kestabilannya.

Pengakuan ini tidak hanya terbatas pada sisi intelijen, tetapi juga meluas ke kepemimpinan politik, sehingga memukul kredibilitas Netanyahu dan pemerintahan koalisinya, yang mencakup partai-partai ekstremis seperti Zionisme Religius pimpinan Bezalel Smotrich dan Otzma Yehudit pimpinan Itamar Ben-Gvir.

photo
Era Netanyahu bunuh warga Palestina - (Republika)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement