Namun, ini bukan pertama kalinya Sania Ahmad menjadi sasaran pelecehan online. Beberapa bulan sebelumnya, namanya juga muncul di aplikasi lain yang diposting di platform Github yang sama, Sulli Deals, di mana troll sayap kanan memposting gambar wanita Muslim dan melelangnya secara daring.
Insiden-insiden seperti itu telah berdampak buruk pada kesehatan mentalnya. “Kami telah melihat bagaimana pinggiran dan kebencian terhadap komunitas Muslim telah menjadi arus utama,” ujarnya.
Pengalaman serupa dialami Aiman Khan, aktivis perempuan Muslim yang namanya muncul dalam kasus 'Bulli Bai'. Karena pekerjaannya melibatkan berbicara dengan para penyintas kejahatan rasial dan merekam kesaksian mereka, menjadi tidak mungkin untuk melindungi dirinya dari trauma yang ditimbulkannya.
“Saya sudah menjalani terapi, tapi saya merasa terapi itu juga ada batasannya. Sebagian besar trauma begitu mengakar sehingga Anda bahkan tidak tahu banyak cara yang memengaruhi Anda dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.
"Ketika kebencian menjadi begitu mengakar, bagaimana Anda menjelaskannya kepada terapis?" tambah Khan.
Pendiri dan terapis di Terapi Guftagu yang berbasis di Mumbai, Sadaf Vidha mengatakan masalah kepercayaan menjadi sangat penting ketika seseorang mencari terapi mental. Di mana seseorang akan mencari terapis wanita yang seiman dengan mereka untuk berkonsultasi karena mereka merasa akan lebih simpatik.