REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Gunung Sugih, Henri Amiruddin mengatakan, fasilitas layanan di KUA Gunung Sugih kini semakin lengkap dan canggih dibanding sebelum direvitalisasi.
“Perbedaan signifikan bisa kita lihat dari fasilitas layanan di KUA Gunung Sugih yang jauh lebih lengkap dan lebih canggih. Misalnya seperti teodolit, proyektor, dan laptopnya juga ditambah, hingga Front Office (FO) yang lengkap dengan layar monitor besar serta petugas yang siap melayani publik,” kata Henri saat ditemui wartawan bimasislam di ruangannya, KUA Gunung Sugih, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Rabu (22/12).
Menurutnya, dari segi bangunan KUA Gunung Sugih jauh lebih megah dan tata ruangnya juga sudah lebih rapi dan tertata. “Tata ruang juga didesain ramah terhadap semua kalangan, baik masyarakat umum, hingga penyandang difabel. Kami juga menyediakan ruang yang ramah bagi ibu menyusui, serta ruang khusus konsultasi untuk menjaga privasi masyarakat,” kata Henry.
Bangunan KUA Gunung Sugih juga dilengkapi dengan ruang nikah yang representatif. Ruangan ini bisa menampung sekitar 30 orang, dilengkapi dengan mesin pendingin (AC), meja, dan kursi tamu serta kursi untuk pengantin.
“Kami juga menyediakan tempat ibadah dan toilet lengkap dengan wastafel. Selain itu, lokasi KUA Gunung Sugih juga sangat mudah diakses oleh masyarakat. Lahan parkir yang luas dan suasana yang tidak terlalu bising,” katanya.
Kualitas pelayanan KUA
Henri mengungkapkan, selain fasilitas layanan dan interior bangunan, pihaknya juga terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan di KUA. “Jika sebelumnya kami merasa berada di atas masyarakat yang kita layani, maka setelah revitalisasi kami menempatkan diri di bawah masyarakat yang kita layani, sehingga sikap kita harus ramah, tidak arogan, dan selalu mengutamakan senyum sapa salam,” ungkapnya.
Program revitalisasi KUA harus menampilkan wajah baru dari KUA, Henri menegaskan tidak ada lagi petugas yang tidak ramah. Semua petugas di KUA harus memberikan layanan terbaik dan solutif kepada masyarakat.
“Hal itu terus kami bangun di internal kami, serta aktif mengikuti Bimbingan Teknis terkait program layanan prima. Sehingga senyum, salam, dan sapa sudah terlihat mulai dari Front Office (FO),” pungkasnya.