REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Kemenag) Prof Kamaruddin Amin meminta para guru agama di Indonesia untuk terus berinovasi dalam mengajarkan pendidikan agama agar menjadi menarik dan relevan dengan dinamika sosial. Hal itu ia sampaikan saat sambutan dalam acara pembukaan Kongres Rohis Nasional I Tahun 2025, yang berlangsung di Ancol, Jakarta Utara, Rabu (12/11/2025) malam.
Dalam sambutannya, ia menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke tiga negara, yaitu Inggris, Jepang, dan Finlandia. Menurut Kamaruddin, pengalaman di Inggris menunjukkan bahwa pelajaran agama di negeri itu menjadi salah satu mata pelajaran paling diminati karena dikaitkan langsung dengan isu-isu sosial aktual.
“Di Inggris itu pelajaran agama itu wajib di semua sekolah. Maka mulai dari tingkat TK sampai SMA, di seluruh Inggris pelajaran agama itu wajib," ujar Kamaruddin.
Yang menarik, menurutnya, guru-guru di sana membuat agama menjadi hidup. Anak-anak berdiskusi tentang isu-isu nyata seperti aborsi, dan mereka melihat pandangan Islam, Kristen, Hindu, Buddha terhadap isu itu.
Ia menilai, pendekatan tersebut membuat pelajaran agama menjadi dinamis dan dialogis. Anak-anak didorong untuk memahami bahwa agama harus mampu merespons tantangan sosial dan menjadi perekat sosial (social cohesion), bukan sekadar alat pengajaran doktrinal."Ini tantang bagi guru-guru agama ini bagaimana membuat pelajaran agama itu menarik,”kata dia.




