REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Kiki Sakinah
DHAKA -- Kekerasan antara umat Hindu dan Muslim baru-baru ini menjadi sorotan dunia. Kekerasan terkait agama itu melintasi perbatasan dari Bangladesh ke India.
Saat itu, dini hari, ketika Achintya Das, seorang guru berusia 55 tahun di kota Cumilla di Bangladesh dibangunkan oleh dering ponselnya. Di ujung telepon terdengar suara menakutkan.
Penduduk setempat mengatakan kepadanya sesuatu yang sangat serius telah terjadi. Sebuah Alquran ditemukan di kuil yang baru saja mereka dirikan untuk festival Hindu Durga Puja yang akan datang. Kitab suci Islam itu ditempatkan pada patung dewa Hindu Hanuman.
Das, seorang Hindu yang menyelenggarakan festival tersebut di Cumilla, merasa ketakutan muncul dalam dirinya mendengar berita penodaan kitab suci umat Islam di kuil mereka. "Saya bahkan tidak butuh waktu sedetik untuk memahami gawatnya situasi ini. Saya langsung bergegas ke sana," kata Das, dilansir di The Guardian, Selasa (2/11).
Das menggambarkan bagaimana ribuan orang yang marah dan gelisah mulai berkumpul di luar kuil. "Saya tidak tahu dari mana semua orang itu berasal. Mereka mulai menghujani kami dengan batu dan batu bata. Dalam beberapa menit, mereka merusak patung. Itu benar-benar hancur," kata Das.
Yang membuat Das ngeri, petugas polisi kemudian menyita sisa-sisa patung dan melemparkannya ke danau terdekat. Sekitar delapan kuil dan tempat suci diserang hari itu.
Bom molotov dilemparkan melalui jendela dan umat Hindu terperangkap di dalam selama berjam-jam tanpa bantuan. Polisi yang berupaya mengendalikan para perusuh, menewaskan lima orang ketika mereka menembak ke arah kerumunan.