REPUBLIKA.CO.ID, SAMBHAL -- Sebanyak lima pemuda Muslim meninggal di tangan polisi di distrik Sambhal, Uttar Pradesh, India, selama protes terhadap perubahan masjid berusia 500 tahun menjadi kuil Hindu.
Kerusuhan meletus ketika tim survei yang diperintahkan pengadilan, disertai kelompok ekstremis Hindu "Hindutva", tiba di Masjid Shahi Jama untuk memeriksa lokasi tersebut.
Masjid yang dibangun pada era Mughal ini telah menjadi subjek pertikaian hukum yang kontroversial, dengan klaim bahwa masjid tersebut berdiri di atas reruntuhan kuil Hindu yang dihancurkan.
Para pengunjuk rasa, yang takut akan adanya upaya untuk merebut masjid, bentrok dengan polisi. Polisi menanggapi dengan gas air mata dan peluru tajam.
#SambhalMosqueSurveyClash | 4 मौत..संभल में पत्थरबाजों का पक्का इलाज मिल गया ! #sambhal #sambhalmasjidsurvey #sambhalnews #UPPolice pic.twitter.com/qlz7mu6LTl
— India TV (@indiatvnews) November 25, 2024
Pihak berwenang setempat mengonfirmasi kematian tiga orang pria, yakni Naeem, Bilal, dan Noman. Sementara korban keempat, seorang pria berusia 19 tahun, meninggal karena luka-luka kemudian. Lebih dari 20 petugas polisi terluka, dan video di media sosial menunjukkan pelemparan batu, kendaraan dibakar, dan pemandangan yang kacau.
Untuk mengatasi kekerasan tersebut, pihak berwenang memberlakukan larangan pertemuan umum, menutup sekolah, membatasi akses ke area tersebut, dan menangkap sedikitnya 25 orang. Layanan internet tetap ditangguhkan dan pengaduan polisi telah diajukan terhadap lebih dari 2.500 orang.