Senin 06 Sep 2021 15:00 WIB

Komunitas Muslim Inggris Rasakan Dampak 9/11

Suasana di sekitar komunitas Muslim Inggris setelah 9/11 menjadi kacau.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Agung Sasongko
Orang-orang Shalat di Masjid London Timur & Pusat Muslim London di London timur, Inggris, Rabu (14/4). Untuk kegiatan Ramadhan, setelah bulan suci harus diamati selama pembatasan virus korona tahun lalu tanpa pertemuan doa komunitas biasa,
Foto:

Pemimpin serangan memiliki hubungan dengan Bakri dan Al Muhajiroun. Serangan tersebut menyebabkan 52 orang tewas. Namun, Bakri tidak dihukum setelah kejadian itu. Sebulan kemudian dia meninggalkan Inggris untuk berlibur di Lebanon dan status kependudukannya di Inggris dihentikan.

Setelah itu serangan itu, sampai saat ini, umat Muslim di Inggris masih distigmatisasi oleh aktivitas para pendakwah radikal. Modood menyebut tingkat permusuhan yang diungkapkan secara terbuka kepada Muslim jauh lebih besar dibandingkan yang dicatat dalam survei.

“Ada banyak rasisme di media sosial dan Islamofobia. Terkait dengan ini adalah pengawasan dan peraturan yang dikenakan kepada umat Islam, tidak hanya oleh dinas keamanan tapi di sekolah-sekolah,” ujar dia.

Tufyal Choudhury dari Bingham Center for the Rule of Law mencatat bagi anak muda Muslim saat ini, serangan 9/11 adalah sejarah kuno. “Sekarang udah jauh lebih tenang bagi aktivis muda Muslim karena penurunan signifikan perang di Suriah,” kata Choudhury.

Perang Suriah melemparkan fokus negatif baru pada masyarakat ketika laporan tentang pemuda Muslim Inggris yang bepergian ke Suriah untuk berperang dengan ISIS muncul. Yang paling terkenal adalah Mohammad Umwazi alias Jihadi John yang tercatat memenggal kepala jurnalis Amerika James Foley dan Steven Satloff di wilayah Suriah yang dikuasai ISIS dan tiga siswi London Timur yang pergi ke Suriah dan menikah dengan pejuang ISIS.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement