REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengikuti jalur hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, sekelompok pengendara sepeda mengayuh sepedanya sejauh 550 kilometer antara kedua kota suci tersebut. Mereka merupakan komunitas sepeda muslim dari seluruh Inggris.
Berdasarkan keterangan di situs web Muntada Aid, Wahana Hijrah edisi ketiga ini merupakan kemitraan unggulan antara Muntada Aid dan H&KCC yang berlangsung dari 24 Januari hingga 3 Februari 2024.
Gowes sepeda ini melambangkan hijrah yang dilakukan Nabi Muhammad SAW saat beliau melarikan diri dari penganiayaan di Makkah dan melakukan perjalanan ke Madinah demi keselamatan. Kegiatan bersepeda antarkota suci ini dilakukan untuk mendukung anak-anak yang menderita berbagai penyakit jantung, menjadi korban perang dan kemiskinan.
"Selama dua edisi pertama Hijrah Ride, kami mengumpulkan lebih dari 220 ribu poundsterling (sekitar Rp 4,4 miliar) untuk anak-anak yang menderita berbagai penyakit jantung bawaan," kata mereka, sebagaimana dilansir About Islam, Selasa (30/1/2024).
Melihat penderitaan dan kehancuran di Gaza, maka Hijrah Ride edisi ketiga (Hijrah Ride 1445 H) kali ini akan mendukung bantuan darurat dan pembangunan kembali berbagai proyek yang dikelola Muntada Aid yang hancur dalam perang yang sedang berlangsung di Gaza.
Sasarannya, antara lain tiga pabrik air desalinasi, pembangunan kembali Gaza Palestine Trauma Center (PTC), dan penyediaan paket darurat segera. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Palestina terbaru, lebih dari 26.400 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, gugur akibat pengeboman Israel sejak Oktober lalu. Data tersebut masih terus meningkat.
Sebelumnya, warga Gaza yang syahid sejak Oktober 2023 tercatat ada 25.900 orang. Di antara mereka adalah 11 ribu anak-anak dan 7 ribu wanita. Data ini dilaporkan Relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang saat ini masih berada di Jalur Gaza, Fikri Rofiul Haq.
Pada Jumat (26/1/2024), Fikri melaporkan, militer Israel juga masih terus membatasi dan mengontrol bantuan yang masuk ke jalur Gaza, bahkan truk-truk bantuan makanan yang akan masuk dicegat di Perbatasan Rafah yang menghubungkan Gaza dan Mesir. Sehingga, 2,2 juta warga yang ada di Jalur Gaza mengalami kelaparan luar biasa.
"Dari Kemenkes ada 400 ribu warga yang kemungkinan akan mati kelaparan, karena bantuan yg masuk ke jalur gaza terus dibatasi," ujar Fikri kepada Republika.co.id.