Dilansir dari Daily Sabah, Kamis (29/7), upaya dilakukan untuk melestarikan struktur asli masjid. Masjid tersebut diperbaiki atas perintah Keskinzade Hac Ali Aa pada 1779 dan menjalani beberapa pekerjaan restorasi selama periode Republik juga.
Masjid ini juga dikenal sebagai "Masjid Agung" karena merupakan masjid tertua dan terbesar di distrik tersebut. Direktorat Regional Yayasan Burs memperbaiki masjid Rustam Pasha terakhir kali pada 2011 dan terlihat seperti sekarang ini.
Wali Kota Distrik Osmaneli Münür Ahin mengatakan Jalur Sutra melewati Osmaneli di masa lalu dan masjid itu dibangun di pusat kota. Ia menekankan fitur terpenting dari masjid ini adalah konstruksinya dengan batu Lefke.
"Lefke adalah nama lama Osmaneli. Batu Lefke digunakan selama fase konstruksi masjid ini," ujar Ahin.
Menurutnya, hampir semua masjid yang dibangun pada masa Kesultanan Utsmaniyah dibangun dengan kubah. Wali kota distrik tersebut mengatakan masjid ini juga termasuk arsitektur Seljuk dan memiliki atap yang seluruhnya kayu.
"Atapnya terdiri dari tiga rangka kayu yang ditumpuk satu sama lain. Fakultas arsitektur dan teknik paling kagum dengan kelangsungan atap yang begitu indah hingga saat ini," ujarnya.