Rabu 28 Jul 2021 19:50 WIB

Gerakan Zakat Sepakati Kembangkan Kampus Merdeka Belajar

Gerakan Zakat sepakati mengembangkan program kampus merdeka belajar.

Program Kampus Merdeka Belajar
Foto:

Inovasi Magang MBKM

Program MBKM sejatinya gagasan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim. Ia berharap dengan adanya gagasan MBKM ini, mahasiswa bukan sekadar kuliah di ruang kelas, melainkan bisa mengembangkan ilmunya langsung di dunia pekerjaan.

Di Waktu terpisah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sendiri mengapresiasi langkah Laznas LMI dan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Airlangga yang secara khusus mengembangkan MBKM di lembaga zakat.

"Kita perlu mendorong program ini dari berbagai peluang, termasuk dari lembaga zakat. Hal ini dimaksudkan untuk mempercepat pendidikan kita dan menjawab tantangan peradaban ini," kata Direktur Belmawa Ditjen Dikti Kemendikbud Prof. Aris Junaidi saat membuka program kolaborasi ini, (21/2). 

Dengan adanya program ini, Aris, sapaan akrabnya, berharap mahasiswa bersama dosen dapat maksimal melaksanakan tri dharma perguruan tinggi.

"Mahasiswa merupakan agen perubahan, yang menjunjung tri dharma perguruan tinggi, yakni penelitihan, pengembangan, dan pengabdian masyarakat, melalui magang MBKM, mahasiswa menemukan ketiganya di Laznas LMI," tuturnya.

MBKM di Laznas LMI pada tahap pertama ini sudah selesai, dan 19 mahasiswa yang magang kemarin, sudah kembali ke kampusnya, Unair. Setelah proses evaluasi bersama antara dosen FEB Unair dan Laznas LMI, akhirnya keduanya sepakat untuk melanjutkan program ini.

“Kami sangat kagum sekaligus haru. Baru pertama ini kami bekerja sama dengan lembaga zakat terkait program MBKM. Namun pencapaiannya sudah sangat maksimal. Kami melihat sudah banyak yang meilirik kesuksesan ini, mulai dari kampus, perusahaan, maupun lembaga zakat lain. Semoga ini menjadi embrio gerakan yang besar,” kata Noven Suprayogi selaku Ketua Umum Asosiasi Program Studi Ekonomis Islam Indonesia (APSEII).

Menurut Noven yang juga dosen FEB Unair tersebut, apresiasi lainnya yang ia sampaikan adalah program Laznas LMI ini sangat membantu pengembangan mahasiswa di luar kelas. 

“Setiap mahasiswa yang ikut program MBKM, setara dengan kuliah 8 mata pelajaran, atau 20 SKS. Di mana Laznas LMI menggunakan pendekatan 10 persen teori kelas, 20 persen coaching-mentoring, dan 70 persen assignments. Ini sangat membantu,” tuturnya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement