Mouna Elmir, seorang peneliti penerjemahan Alquran, mengatakan kesalahpahaman seputar feminisme dapat menyebabkan beberapa komunitas Muslim takut dengan istilah tersebut. "Ketika ingin mentransfer konsep dari satu bahasa ke bahasa lain, terutama dari bahasa Inggris ke bahasa Arab, itu sangat sulit," jelasnya.
"Anda tidak akan pernah bisa menyampaikannya (sepenuhnya) dan inilah masalah yang terkadang menyebabkan kecemasan sosial dengan feminisme Barat, karena orang tidak memahami keseluruhan konsep."
Elmir mengatakan beberapa Muslim menganggapnya sebagai gerakan yang menolak semua agama. "Orang lain lebih toleran terhadap feminisme, tetapi mereka masih menolak konsep itu karena mereka berpikir, 'Islam adalah agama feminis, jadi mengapa kita membutuhkannya?'"
Elmir juga menyampaikan, kesalahpahaman seputar kesetaraan dalam Islam sering berasal dari menyamakan agama dengan budaya. "Saya tumbuh dengan pemahaman banyak hal yang saya pikir ajaran agama, untuk mengetahui kemudian mereka tidak ada hubungannya dengan Alquran dan atau ajaran nabi. Sungguh itu hanya budaya," katanya.