REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Organisasi kemanusiaan internasional Japan Platform (JPF) melalui Peace Winds Japan (PWJ) bekerja sama dengan lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) memberikan bantuan sumur irigasi untuk mengairi 216 hektare lahan pertanian di Kabupaten Sigi yang rusak akibat bencana 2018.
"Bantuan lima sumur irigasi untuk mengairi lahan pertanian milik 432 petani di lima desa di Sigi melalui program JPF4 itu terdiri atas dua buah sumur dalam dan tiga buah sumur dangkal," kata Person in Charge (PIC) Program ACT Moh. Jakfar usai memantau proses panen Jagung milik sejumlah petani binaan PWJ selaku penerima manfaat sumur di Desa Potoya Kecamatan Biromaru Sigi, Sabtu (6/3) lalu.
Ia mengatakan bantuan lima sumur tersebut diberikan kepada petani di sejumlah desa, antara lain di Desa Potoya, Desa Souluwe, Desa Karawana, Desa Kotapulu dan Desa Sidera.Bantuan program JPF4 itu, lanjutnya, telah berlangsung sejak 19 Oktober 2019. Jakfar menargetkan dengan adanya bantuan tersebut dapat berdampak pada pemulihan mata pencaharian para petani.
"Kita tahu sendiri saat bencana 2018 sebagian besar lahan pertanian di Sigi tidak dapat lagi terairi karena irigasi di sana rusak. Akibatnya para petani kehilangan mata pencaharian utamanya yakni bertani. Sejak adanya bantuan ini banyak petani yang sudah mulai dapat kembali bertani karena lahan sawahnya kembali terairi,"ujarnya.
Sementara itu Kepala Cabang ACT Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) Nurmarjani Loulembah mengatakan salah satu alasan utama dipilihnya petani di Kabupaten Sigi sebagai sasaran penerima sumur tersebut karena kabupaten itu merupakan daerah penghasil pangan terbesar di Sulteng dan terdampak parah akibat bencana 2018.
"Ini juga bentuk komitmen kami bersama Pemerintah Kabupaten Sigi melalui Program JPF4-PWJ untuk membantu proses pekmulihan pasca bencana 2018 utamanya di sektor pertanian. Sampai saat ini ACT selaku mitra implementasi program JPF4-PWJ masih terus mendampingi pemerintah daerah setempat dan para petani yang terdampak bencana di sana,"ucapnya.
Nurmarjani menyatakan masih banyak lahan pertanian milik petani di Sigi yang hingga kini masih rusak dan butuh bantuan sumur sehingga ia berharap program yang dilakukan oleh JPF4- PWJ bekerja sama dengan ACT dapat terus berlanjut.
"Sebelumnya juga sudah ada bantuan 26 sumur irigasi program JPF-PWJ bekerja sama dengan ACT yang diberikan nama program JPF3 yang kami laksanakan pada tahun 2019 hingga 2020," tambahnya.
Ke-26 sumur tersebut dibuat untuk mengairi lahan pertanian milik petani di Desa Sidondo, Desa Sibowi dan Desa Maranata.