Sabtu 30 Jan 2021 23:39 WIB

Zakat dan Daya Juang Sang Pebisnis Ketapang

Eva Mariatun pebisnis ketapang berdaya berkat bantuan modal Baznas

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Eva Mariatun pebisnis ketapang berdaya berkat bantuan modal Baznas
Foto:

Usaha kue ketapangnya ternyata tidak mengalami kemajuan. Karena, menurut dia, kue ketapang biasanya hanya banyak yang laku saat bulan Ramadhan dan lebaran saja. Hingga akhirnya, ia pun kehabisan modal.

Namun, beruntung ada salah satu temannya yang memperkenalkan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Ia juga memperoleh informasi seputar program pemberdayaan mustahik pengusaha dari Lembaga Peberdayaan Ekonomi Mustahik (LPEM) BAZNAS Bekasi. Akhirnya, Eva pun mendaftar dan mengikuti semua rangkaian seleksinya.

 “Karena ketapang musiman setahun sekali, akhirnya saya kehabisan modal. Tapi alhamdulillah ada teman yang bilang untuk ke BAZNAS,” ucapnya.

Setelah lolos seleksi, Eva bersyukur bisa memperoleh bantuan modal dari LPEM BAZNAS Bekasi. Melalui pendampingan BAZNAS, Eva juga mendapatkan wawasan keilmuan seputar dunia wirausaha. Ia bahkan mempelajari tentang cara mengemas kue ketapang, pemasaran, dan mengurus perizinan Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT).

Setelah didampingi BAZNAS, omzet yang dihasilkan Eva pun meningkat. Jika sebelumnya hanya bisa meraup omzet Rp 2 juta, Eva akhirnya bisa mencatatkan angka penjualan hingga Rp 7 juta. Angka yang cukup fantastis bagi usaha rumahan. Agar kuenya tetap eksis di pasaran, Eva pun terus berinovasi dengan varian rasa ketapang, seperti rasa original, wijen, jahe, dan kacang.

Dari hasil penjualan itu, lalu Eva sisihan untuk biaya pendidikan putranya yang kini sedang mondok di Pesantren Tahfiz yang berada di daerah Citayam, Bogor. Selain itu, Eva juga menabung agar bisa berangkat umrah ke tanah suci Makkah.

“Saya berharap bisa umroh agar jadi orang lebih baik dan anak-anakku bisa menjadi orang yang agamanya kuat, manfaat untuk agama, dan kelak bisa bantu janda-janda, anak yatim, dhuafa. Jadi jangan hanya menerima saja, kita juga harus memberi mereka,” kata Eva, yang lahir di Jakarta pada 18 September 1977. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement