Sedangkan Muhammad Ali (37) bekerja di industri mobil bekas dan datang ke Jepang enam tahun lalu. Begitu juga dengan Khalid Sultan (30) dan adiknya yang datang dari Suriah ke Jepang tujuh tahun lalu untuk melarikan diri dari perang saudara di negaranya. Mayoritas keluarga dekat dan kerabatnya sekarang tinggal di Turki.
“Menyedihkan tapi saya tidak bisa kembali ke negara saya. Tapi, jika saya bisa bertemu teman-teman saya di sini, masalah itu akan hilang,” ujarnya.
Sebelum masjid ini dibuka, umat Islam di sana harus naik kereta penghubung selama hampir dua jam untuk sampai ke Masjid Muslim Kobe, di kota Kobe di prefektur Hyogo di Jepang barat. Mirza berencana mendaftarkan Masjid Yawata sebagai perusahaan keagamaan, dan juga bertujuan menjadikannya sebagai pusat penelitian Islam dalam kemitraan dengan staf universitas Jepang.
Masjid Muslim Kobe merupakan masjid pertama yang berdiri di Jepang pada 1935 oleh penduduk Turki dan India di negara itu. Menurut penelitian profesor Tanada, hanya ada tiga masjid di Jepang pada akhir 1980-an.
Kemudian di paruh kedua dekade ini, banyak orang dari negara mayoritas Muslim termasuk Iran, Pakistan, dan Bangladesh mulai datang ke Jepang untuk bekerja. Banyak yang bekerja di bisnis konstruksi dan sektor lain yang berkembang pesat selama bubble economy.