Senin 29 May 2023 05:00 WIB

Masjid di Jepang Meningkat Tujuh Kali lipat, Inikah Penyebabnya?

Jepang sekarang memiliki 113 masjid.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Muhammad Hafil
Masjid utama di ibu kota Jepang, Tokyo
Foto: Yeni Safak
Masjid utama di ibu kota Jepang, Tokyo

REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO -- Jepang bukan hanya negara untuk banyak kuil dan tempat suci lainnya, melainkan juga terbuka dengan banyaknya masjid.

Dilansir di The Asahi Shimbun, Ahad (28/5/2023), keberadaan masjid yang semakin banyak karena peningkatan tajam dalam pernikahan antara Muslim dan warga negara Jepang dan mualaf Jepang selama dua dekade. Sehingga jumlah masjid meningkat hingga tujuh kali lipat.

Baca Juga

Hirofumi Tanada, profesor emeritus sosiologi di Universitas Waseda di Tokyo, berpendapat bahwa Jepang kini menjadi rumah bagi lebih dari 200 ribu Muslim. Sebuah studi oleh Tanada dan rekan-rekannya menunjukkan ada 113 masjid di seluruh Jepang pada Maret 2021, naik dari hanya 15 pada tahun 1999.

Angka tersebut didasarkan pada statistik pemerintah, persentase Muslim dalam populasi menurut negara dan angka keanggotaan Asosiasi Studi Islam di Jepang.

 

Studi mereka menunjukkan bahwa sekitar 230 ribu Muslim Jepang pulang pada akhir tahun 2020. Dari jumlah itu, warga negara Jepang dan mereka yang telah memperoleh status penduduk tetap melalui perkawinan dan keadaan lain berjumlah sekitar 47 ribu, lebih dari dua kali lipat atau menurut perkiraan 10 ribu hingga 20 ribu pada satu dekade sebelumnya.

“Banyak dari mereka menjadi Muslim melalui pernikahan. Semakin banyak juga yang mungkin bergabung dengan keyakinan atas kemauan mereka sendiri," ujar Tanada.

Masjid pernah menjadi pemandangan langka di Jepang, tapi sekarang tidak lagi. Masjid terbaru adalah Masjid Istiqlal Osaka, yang dibuka di Bangsal Nishinari Osaka tahun lalu. bertempat di bekas bangunan pabrik. Biaya untuk pekerjaan renovasi sebagian besar ditanggung oleh sumbangan dari orang Indonesia. Karena Indonesia menjadi populasi Muslim terbesar di dunia.

Banyak orang Jepang menggunakan masjid untuk beribadah.

“Kami berharap dapat menjadikan masjid ini sebagai tempat yang bebas dikunjungi oleh semua Muslim,” kata Herizal Adhardi, 46 tahun dari Indonesia yang mengepalai komunitas yang mengoperasikan Masjid Istiqlal Osaka.

"Kami orang Jepang sebelumnya tidak mengenal Muslim. Sekarang mereka adalah tetangga kita, kita perlu memikirkan bagaimana hidup bersama mereka dalam masyarakat yang beragam ini,” kata Hirofumi Okai, seorang profesor sosiologi di Universitas Sangyo Kyoto yang mempelajari budaya Islam.

Sumber:

https://www.asahi.com/sp/ajw/articles/14903765

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement