REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wanita itu meletakkan jilbab di bagian bawah tasnya sebelum dia keluar rumah selama masa liburan. Dilansir di Asahi, Ahad (2/7/2023), rutinitasnya tidak pernah berubah, dia langsung bergegas menuju kamar mandi di stasiun atau toko serbaada, kemudian mengunci dirinya sehingga tidak ada yang bisa melihatnya mengenakan jilbab.
Setelah selesai, dia merasa sedikit segar meski gelisah. Langkah selanjutnya adalah memutuskan ke mana harus pergi. Dia sadar penampilannya membuatnya menonjol di keramaian.
Ketika hari-hari dia tidak mengenakan jilbab, penduduk wilayah Kinki di Jepang barat itu mengatakan dia selalu berusaha untuk mengingat simbol imannya tersebut. Hal ini telah menjadi gaya hidupnya selama lebih dari tiga tahun.
Dia lahir dan besar di Jepang, tetapi memilih untuk hidup sebagai seorang Muslim. Muslimah ini merahasiakan iman Islamnya dari orang tuanya. Dia juga bertanya-tanya kapan dia akan dapat berbagi sisi hidupnya sebagai seorang Muslim dengan keluarganya.
Sebagai siswi SMP tahun pertama, dia belajar tentang Ka'bah yang suci, tempat umat Islam berkumpul di Makkah di Arab Saudi ketika mereka pergi haji dan aspek lain dari budaya Islam melalui buku teks sejarah dunia.
Di matanya, wanita muslimah yang mengenakan jilbab dan pria berpakaian putih dari ujung kepala sampai ujung kaki tampak keren. Dia semakin tertarik dengan pakaian muslim, budaya Timur Tengah dan arsitektur Islam hingga memicu minatnya pada agama yang dipraktikkan oleh seperempat populasi dunia itu.
Dia membeli Alquran terjemahan bahasa Jepang dengan uang sakunya dan belajar bahasa Arab dengan harapan bisa membaca Alquran dalam bentuk aslinya. Namun, dia belum sanggup untuk menjelaskan semua ini kepada keluarganya.
Orang tuanya adalah penganut agama yang taat...