REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menyambut kepulangan "Dai MUI Berkhidmah" usai berdakwah selama setahun penuh di Papua Barat, Senin (14/9). Karena adanya kebijakan PSBB jilid II di DKI Jakarta, penyambutan para dai itu pun dilakukan melalui daring.
Dalam sambutannya, Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat, KH. Cholil Nafis mengucapkan selamat datang kepada para dai yang telah kembali ke Ibu Kota Jakarta. Dia juga menyampaikan terima kasih kepada para dai yang telah melalukan pengabdian selama satu tahun penuh di Papua Barat.
Menurut Kiai Cholil, selama berkhidmat para dai tersebut telah menjalankan tugasnya dengan baik sehingga bisa diterima oleh masyarakat Papua. "Kami mendengar laporan dari MUI Papua Barat bahwa para dai telah menunaikan tugasnya dengan baik, sehingga masyarakat di sana menyambut kehadiran para dai dan saat berpisahan mereka pun harus serta mengharap mereka dapat balik kembali ke sana," ujar Kiai Cholil kepada Republika.co.id, Senin (14/9).
Kiai Cholil menjelaskan, dalam program "Dai MUI Berkhidmah" yang pertama ini pihaknya memang baru mengirim lima orang dai. Namun, kata dia, kedepannya akan lebih banyak lagi dai yang dikirim.
“Kalau kali ini baru lima dai, ke depan insya Allah kita akan buat program yang lebih besar lagi, dengan personil yang lebih banyak dan wilayah yang lebih luas," ucap Kiai Cholil.
Sementara itu, Ketua Bidang Dakwah MUI Pusat, KH. Abdussomad Buchori dalam acara pisah sambut itu memberi arahan agar para dai yang kembali dari Papua Barat tidak berhenti berdakwah. Menurut dia, lima dai tersebut harus terus mengembangkan ilmunya dengan mempelajari kitab tafsir, hadits, fiqih, dan lainnya.
Selain itu, Kiai Buchori juga berpesan agar para dai menuliskan pengalaman berdakwahnya di dalam sebuah buku untuk bahan acuan bagi dai-dai berikutnya yang akan dikirim ke daerah minoritas Muslim dan daerah perbatasan. Saat diminta menceritakan pengalamannya, para dai pun menceritakan dengan penuh semangat.
Mereka mengungkapkan masyarakat di sana sangat ramah dan dapat menjaga sikap toleransi sehingga mereka sangat nyaman hidup di tengah-tengah masyakat Papua. Di Papua Barat, mereka telah berdakwah dengan mengajar ngaji, mengajari tata cara ibadah, menjadi khotib shalat Jumat, membina mualaf dan turut serta dalam kegiatan sosial. Selama setahun di Papua Barat, lima dai tersebut ditempatkan di lima kabupaten, yaitu Manokwari Selatan, Kaimana, Bintuni, Raja Ampat dan Sorong Selatan.