REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa Senin Kamis merupakan amalan sunnah. Pada hari Senin, Rasulullah SAW kerap berpuasa dan juga melakukannya pada Kamis. Rasulullah SAW ditanya tentang anjuran berpuasa di hari Senin. Lalu beliau menjawab, "Itu adalah hari di mana aku dilahirkan, hari di mana aku diutus atau diturunkannya wahyu kepadaku." (HR. Muslim)
Mengapa puasa Senin-Kamis, mengapa bukan hari yang lain? Itu pun ada rahasianya. "Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Nabi Muhammad SAW berpuasa pada hari Senin dan Kamis, maka aku bertanya kepada Beliau, lalu Beliau bersabda, 'Sesungguhnya amalan-amalan seseorang didatangkan pada Senin dan Kamis."
KH Syamsul Yakin dalam tulisannya di Republika.co.id berjudul Pahala Puasa Senin Kamis mengatakan amaliah puasa Senin Kamis bukan satu paket yang tidak bisa dipisah. Untuk tahap awal, seseorang boleh memilih berpuasa pada hari Senin atau Kamis. Nabi SAW mengajarkan, “Amalan yang paling dicintai oleh Allah SWT adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” (HR. Muslim). Setelah terbiasa dapat berpuasa pada kedua hari itu.
Rasulullah SAW memang menekankan perhatiannya terhadap puasa Senin dan Kamis. Sangat jarang beliau meninggalkannya karena manfaat dan keutamaan berpuasa pada Senin dan Kamis tersebut. Nabi Muhammad SAW ingin ketika amalannya diangkat ke hadapan Allah swt beliau dalam keadaan shaum.
Aisyah ra mengatakan, "Rasulullah saw biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari Senin dan Kamis." (HR. An Nasai dan Ibnu Majah).
Lantas apa keutamaan orang yang melaksanakan puasa sunah tersebut? Septian El Syakir dalam buku berjudul Islamic Hypnoparenting: Mendidik Anak Masa Kini ala Rasululla, menyebutkan keutamaan orang yang berpuasa. Hal itu di antaranya, ampunan dan pahala yang sangat besar, puasa adalah tameng terhadap api neraka, puasa adalah pemutus syahwat, orang yang berpuasa mendapat ganjaran khusus di sisi Allah.
Adapun cara puasa Senin dan Kamis pada dasarnya sama dengan puasa pada umumnya. Namun demikian, puasa di hari Senin adalah amalan tersendiri, demikian pula puasa pada hari Kamis. Sehingga, Rasulullah saw tidak mensyaratkan puasa harus dilakukan pada Senin dan Kamis dan tidak boleh melewatkan salah satu hari tersebut.
Berikut ini niat puasa Senin.
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
"Nawaitu Shouma Yaumal Itsnaini Sunnatal Lillaahi Ta'aalaa."
Artinya: "Saya niat puasa pada hari senin, sunat karena Allah Ta'aalaa."
Sedangkan untuk lafadz niat puasa Kamis, berikut ini.
نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى
"Nawaitu Shouma Yaumal Khomiisi Sunnatal Lillaahi Ta'aalaa."
Artinya: "Saya niat puasa pada hari kamis, sunat karena Allah Ta'aalaa."