REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Momen peringatan Hari Kartini 2020 di tengah pandemi Covid-19 sangat berdampak untuk semua lapisan masyarakat. Peran seorang perempuan selama masa darurat Covid-19 ini benar-benar sangat diuji di semua lini dan bidang kehidupan. Tidak hanya di sektor domestik rumah tangga, tetapi juga pendidikan, ekonomi, serta kesehatan dengan menjadi garda terdepan penanggulangan Covid-19 bahkan untuk keluarga.
Tingginya permintaan masker di tengah wabah corona menyebabkan keberadaannya sulit diperoleh. Kondisi itu membukakan peluang bagi Ika Pratiwi (23 tahun) dan Marinah (43) warga Cirebon yang merupakan pemberdayaan dari "Jabar Berdaya Dengan Menjahit" (Jabar Bagja) di Cirebon untuk berinisiatif membuat ratusan masker dengan berbahan dari kain. Penggunaan masker bisa menahan penularan virus ini supaya tidak menyebar ke teman, keluarga, maupun orang lain yang ditemui.
Meski kehidupan ekonomi serba pas-pasan, tidak membuat Ika pertiwi berputus asa dan mengeluh pada kondisi yang ada. Terlahir dari orang tua yang pekerja lepas harian, membuat ia dapat membiayai kuliahnya dengan keterampilan menjahit sambil mengurusi adiknya. Hal serupa juga di rasakan oleh Marinah. Kecintaan terhadap keluarga membuat dirinya menjadi tulang punggung keluarga serta mengurus adik-adiknya sampai berkeluarga.
“Mereka sosok perempuan yg luar biasa, sangat ulet, pekerja keras, kemaunya tinggi, dulu mereka belum bisa menjahit, sekarang sudah bisa dan mereka bisa mengaplikasikan ilmu nya untuk kepentingan masyarakat,” ujar Nuryana selaku Kepala Kantor Layanan Program Cirebon Dompet Dhuafa Jabar saat dihubungi melalui pesan singkat.
Dalam kondisi seperti ini, kelangkaan masker di Cirebon membuat keduanya memproduksi dan menjual masker kain kepada masyarakat sekitar, pemerintah setempat dan juga secara online. Langkah itu dilakukanya guna menyiasati masa sulit pandemi Covid-19 ini. Sehingga mereka menunda sementara penjahit rumahan karena melihat peluang dan beralih membuat masker kain.
“Alhamdulillah sejak adanya permintaan mengenai masker, kami kebanjiran untuk produksi. Setidaknya hal ini meningkatkan ekonomi kami dari penjahit kecil apalagi ekonomi sedang menipis di tengah pandemi Corona (Covid-19),” ujar Ika Pratiwi.
Melihat semangat kepedulian yang ditunjukkan para penerima manfaat program pemberdayaan Dompet Dhuafa ini, seharusnya menjadikan cambuk bagi negeri ini terutama Pemerintah dalam mewujudkan mimpi-mimpi mereka layaknya seorang warga negara terhormat. Semoga saja, usaha dan ikhtiar “Kartini Mandiri” mampu menjadi suntikan semangat, bagi para ibu tangguh di luar sana untuk mampu berdaya.