REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Marsudi Syuhud mengimbau untuk tidak meributkan soal boleh-tidaknya merayakan pergantian tahun baru masehi. Baginya, bagaimana pun perayaan tahun ini merupakan bagian dari kultur yang dilakukan dari tahun ke tahun.
"Perayaan tahun baru itu masalah kultur, masalah budaya. Kalau kita menyikapinya dengan baik, tidak harus berlebihan sampai hura-hura, tapi juga harus mengendalikan emosinya yang baik, dengan demikian akan berjalan biasa-biasa saja," kata dia kepada Republika.co.id, Senin (30/12).
Masyarakat yang merayakan ataupun yang tidak, lanjut Marsudi, tidak harus saling membenci dan tidak saling caci-maki.
"Kalau tidak senang ya tinggalkan, carilah sesuatu yang lebih senang, lebih baik, sambil mengajak keluarganya apa yang menurut dia lebih baik. Bagi yang merayakan diharapkan untuk tidak terlalu menghambur-hamburkan apa saja yang melampaui batas," ucap dia.
Marsudi menyadari, pergantian tahun baru selalu dirayakan tiap tahunnya. Dia mengimbau agar hendaknya masyarakat melakukan muhasabah atau mengevaluasi apa yang telah dikerjakan dan terjadi selama setahun belakangan.
"Intinya satu, muhasabah ke belakang, sudah sejauh mana kita berbuat baik untuk publik dan seberapa banyak telah berbuat baik untuk negara, bangsa, keluarga, dan untuk dirinya sendiri. Tentu kita berharap agar tahun depan menjadi lebih baik lagi daripada tahun kemarin," ungkapnya.