REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berharap kekuatan-kekuatan besar dunia seperti Amerika, China, Rusia, dan negara-negara di Eropa Barat, tidak ikut campur dalam perang Iran dan Israel.
"Kami mengharapkan semua aktor-aktor besar di dunia, terutama Amerika, Rusia, China, negara-negara Eropa Barat, untuk tidak terlibat dalam perang ini, tidak memasok senjata kepada Israel maupun kepada Iran," kata Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla di Jakarta, Jumat.
Ulil mengatakan keterlibatan negara-negara lain dalam konflik yang tengah terjadi dikhawatirkan malah membuat eskalasi semakin meluas ke negara-negara lainnya.
Menurut dia, yang mesti dilakukan adalah bagaimana negara-negara besar menjadi jembatan untuk mengakhiri konflik tersebut bukan malah memperkeruh suasana lewat pengaruh mereka.
"Dan mencoba mengupayakan diplomasi dan dialog, karena tidak ada cara lain menyelesaikan perang ini kecuali dialog, meskipun itu memang ya dalam situasi sekarang itu susah," ujar Ulil.
PBNU sejak awal mengecam serangan Israel ke Iran karena melanggar hukum internasional. PBNU juga memahami alasan Iran menyerang balik karena menyangkut kedaulatan dan bangsa.
Akan tetapi, kata dia, PBNU mendesak Israel dan Iran agar dapat menahan diri dan segera mengakhiri konflik sehingga tidak bereskalasi hingga ke kawasan sekitar di Timur Tengah.
"PBNU juga mengharapkan Pemerintah Indonesia mendorong upaya-upaya diplomasi di tingkat global," ujar Ulil.
Senada dengan Ulil, Pengamat Timur Tengah Universitas Padjajaran (Unpad) Dina Sulaeman mengatakan apabila aktor-aktor kuat ikut campur maka akan menjadi ancaman bagi stabilitas keamanan global.
Ia mencontohkan apabila Amerika Serikat menyerang Iran, negara Persia tersebut bisa saja menutup Selat Hormuz. Akibatnya, suplai minyak dan gas dunia akan terhambat dan menyebabkan resesi ekonomi.
"Indonesia pun akan kena dampaknya," kata Dina.