Sabtu 05 Oct 2019 22:23 WIB

Litbang Kemenag Gelar Konferensi Internasional

Konferensi menghadirkan narasumber dari 10 negara.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Logo Kemenag
Logo Kemenag

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) melalui Badan Litbang dan Diklat Agama akan menggelar konferensi internasional pertama. Konferensi ini diberi nama The 1st International Conference on Regional and Education.

Selama tiga hari dari tanggal 8-10 Oktober, kegiatan berskala internasional ini digelar di Hotel Santika Bintaro Tangerang Selatan. Perwakilan dari 10 negara disebut akan menghadiri kegiatan tersebut

Baca Juga

Kepala Puslitbang Pendidikan dan Keagamaan Kemenag, Prof Amsal Bakhtiar menyebut latar belakang konferensi ini untuk mempertemukan ide-ide besar yang berhubungan dengan agama dan pendidikan. Dua hal ini disebut sebagai institusi yang besar dan lama berada di dunia.

"Agama adalah institusi yang lama dianut manusia. Pendidikan juga. Nah dua hal ini sekarang dihadapkan dengan kontemporari challange yaitu revolusi industri," ujar Amsal Bakhtiar saat konferensi pers di Auditorium HM Rasjidi Kemenag, Jumat (4/10).

 

Konferensi disebut tepat untuk merespon tantangan dunia yang kini semakin maju dan berkembang.

Pembicaraan dan konsultasi rutin antar agama baik dalam skala nasional maupun regional ASEAN disebut sudah dilakukan sejak 2010 silam. Kala itu konsultasi dilakukan antara pemerintah dengan tokoh-tokoh agama dan diberi nama Halaqah Ulama Nasional.

Mulai tahun 2015, kegiatan ini berkembang dan melibatkan tokoh-tokoh di ASEAN. Dalam kegiatan ini berbagai gagasan dibuat, seperti pengarusutamaan model Islam moderat atau Islam wasathiyah.

"Tahun 2015 mulai konsultasi tentang pendidikan. Agama dan keagamaan bertransformasi menjadi Halaqah Ulama ASEAN dan intelektual pendidikan Tentang agama dan keagamaan. Ini sampai 2018," lanjutnya.

Kepala Puslitbang Pendidikan dan Keagamaan Kemenag menyebut kegiatan yang dilakukan minggu depan ini merupakan transformasi kedua. Tujuannya untuk hal yang lebih besar dan membawa manfaat lebih banyak.

Pakar teknologi informasi (IT), tokoh agama, serta praktisi pendidikan akan berada dalam ruangan yang sama untuk membahas kondisi terkini di dunia.

Kegiatan akan diisi dengan pemaparan 80 makalah yang telah dikumpulkan sebelumnya. Nantinya puluhan naskah ini juga akan diterbitkan dalam jurnal bertaraf internasional.

"Akan ada narasumber dari 10 negara termasuk MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, Singapura). Pesertanya juga dari beberapa negara seperti Brunei, Vietnam, dan Tunisia," lanjutnya.

Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag, Abd. Rahman Mas'ud menyebut kegiatan-kegiatan seperti ini diperlukan untuk mengetahui apa yang terjadi di masyarakat. Pihaknya menekankan riset yang akrab dengan arus bawah.

"Tujuan utama kegiatan ini tidak lepas dari ikon Kemenag yang mengeluarkan dan menguatkan sikap moderasi beragama. Kita merumuskan pemikiran-pemikiran terkait agama dan pendidikan serta masalah kekinian," ujar Mas'ud.

Selain disiapkan pembicara utama dalam panel besar, ada tiga sesi lainnya dengan tema berbeda yang bisa diikuti peserta. Di antaranya membahas menjaga perdamaian dan multikultural, agenda khusus dengan pembicara Menteri Agama Indonesia, dan pendidikan teknologi dalam merespon revolusi industri 4.0.

 "Tanggal 8, Menag juga akan launching buku atau model moderasi beragama. Ini tidak hanya berisi kajian agama Islam tapi semua agama," lanjutnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement