REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Aga Khan, misalnya, sudah aktif membantu warga Uganda sejak tahun 1994. Berbagai program pemberdayaan digulirkan, seperti pendidikan, kesehatan, pembangunan pedesaan, dan banyak lagi.
Sekolah-sekolah yang dikelola yayasan berada di permukiman miskin. Antara lain di distrik Kampala, Wakiso, Kitgum, Masaka, serta Mpigi. Di samping memberikan pendidikan terjangkau dan berkualitas, proyek tersebut juga bertujuan mencetak tenaga-tenaga pengajar yang profesional.
Yayasan juga membuka program Madrasa Resources Center. Sejauh ini, mereka telah membantu sekitar 50 komunitas. Nantinya, masing-masing komunitas diharapkan dapat mengelola sendiri lembaga pendidikannya dan bisa menerima siswa Muslim ataupun non-Muslim.
Baca: Umat Islam di Uganda Terbentur Masalah Kemiskinan
Kontribusi signifikan turut diberikan organisasi Bangladesh Rural Advancement Committee (BRAC). Mereka bergerak di sektor keuangan mikro, kesehatan, pertanian, peternakan, serta pendidikan. BRAC sudah beroperasi di Uganda sejak tahun 2006 lalu.
Seperti disebutkan dalam laman organisasi nirlaba ini, mereka sudah melayani sekitar setengah juta warga miskin Uganda.
Pada bagian lain, Asuman Kiyingi memandang penting terjalinnya ukhuwah (persaudaraan) yang lebih erat. Persatuan umat sejatinya menjadi satu masalah tersendiri dan sempat disinggung oleh Mpoza Abdul Hamid.
Baca Juga: Upaya Pengentasan Kemiskinan Jadi Fokus Muslim Uganda
Dalam kaitan ini, dari amatan Asuman, pembangunan di berbagai bidang sebagai prasyarat menuju umat sejahtera tentu membutuhkan kerja sama dan persatuan.