Selasa 05 Feb 2019 06:06 WIB

Li jinghan: Islam Menjadi Berkah Bagi Kehidupan

Kehidupan Sebisa mungkin Jinghan mengendalikan hawa nafsu.

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto:

Awalnya dia membiasakan diri untuk melaksanakan shalat lima kali dalam sehari. Pada Ramadhan, se lain berpuasa, dia juga mem biasakan diri untuk shalat berjamaah di masjid. Rasanya sungguh tenang berada dalam rumah Allah. Di dalamnya ter dapat dorongan untuk selalu berdoa dan beribadah.

Suasana masjid pada Ramadhan juga berbeda. Jika hari biasa hanya diramaikan dengan shalat berjamaah, pada Ramadhan, masjid selalu men jadi tempat berkumpul. Di sana Mus lim bercengkerama, berbuka puasa bersama, mendirikan shalat wajib dan sunah, serta membaca Alquran.

Setelah berbuka puasa, Muslim setempat akan berada di masjid sekitar pukul 8 malam. Di sana mereka berdoa sampai pukul 9 atau 10 malam. Rasanya melelah kan, kata Jinghan. Terkadang, dia me nangis tersedu-sedu. Melihat per juangannya, mertuanya memintanya untuk tenang, tetapi ini merupakan sebuah kewajiban. "Aku merasa tidak enak kalau tidak mencoba," katanya.

Ketika itu, suasana kekeluargaan begitu terasa. Sesama Muslim saling sapa. Di situlah dia mendapatkan te man baru dan sama-sama mem bangun keakraban. Tahun 2016 bagi Jinghan terasa mu dah. Selama setahun terakhir sha lat, kakinya mulai terbiasa. Pada bulan Maret 2016 dia pun pergi untuk umrah dan banyak berdoa di Tanah Suci. "Saat itulah saya sadar, oke, jadi tahun lalu tidak terlalu buruk,  katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement