Selasa 25 Sep 2018 17:00 WIB

Klub Palestina di Liga Cile

Klub ini mewakili warga diaspora Palestina di Amerika Latin

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Kostum Deprotico Palestino bergambar peta Palestina sebelum dicaplok Israel
Foto: www.worldbulletin.net
Kostum Deprotico Palestino bergambar peta Palestina sebelum dicaplok Israel

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Seorang insinyur berusia 74 tahun sekaligus mantan Kepala Federasi Palestina, Manuel Hasbun Zaror mengatakan, leluhurnya dan imigran Palestina lainnya pada awalnya harus ber juang. Karena, awalnya mereka kekurangan sumber daya, pendidikan, dan jaringan.

Bahkan, mereka juga mengalami beberapa diskriminasi dari penduduk Cile keturunan Eropa. "Kerja keras, budaya berusia seribu tahun, iman, dan dedikasi kepada keluarga menuntun pada kesuksesan kami di Cile," kata Zaror saat makan siang di sebuah klab kelas atas milik orang Palestina di Las Condes, Santiago.

Kesuksesan tersebut bisa dilihat dari bangunan klub tersebut yang memiliki kolam renang ukuran besar, lapangan tenis, dan fasilitas lainnya. Rambu-rambu jalannya juga ditulis dalam bahasa Spanyol dan Arab. Bahkan, di keset pintu masuk utama tertulis kata-kata dalam bahasa Arab, ahlan wa sahlan yang artinya selamat datang.

Koran bahasa Arab pertama yang didirikan komunitas Palestina di Santiago, al-Murshid mulai terbit pada 1912 di Patronato. Tepat di ujung jalan dari Hotel Loreto, terdapat restoran Rincon Arabesco yang menyajikan makanan khas Arab. Di jalan utama nya, juga banyak gerai yang menjual kue-kue Arab seperti halva dan kunafah.

Sementara, untuk menonton pertandingan Deportivo Palestino, para pecandu bola harus berjalan 17 kilometer dari Patronato ke Estadio Municipal de La Cisterna, stadion Palestino. Menurut Zaror dan sepupunya yang bernama Carlos Hasbun (84), Palestino didirikan pada 1916 untuk bersaing dengan klub-klub Palestina lainnya dalam kompetisi olahraga nasional yang digelar di Osorno, Cile Selatan.

Palestino terus meraih kemenangan, tapi sempat terkendala dengan masalah finansial pada 1930. Tiga dekade kemudian, Palestino dibangkitkan lagi oleh saudara Zaror yang bernama Raul. Pada1952, Palestino naik dari divisi dua ke liga utama, tingkat teratas sepak bola profesional di Cile.

Pada Desember 2014, untuk pertama kali nya Palestino memenuhi syarat untuk berkompetisi di ajang Libertadores de America. Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas bahkan sempat mengirim surat pribadi berisi ucapan selamat kepada pelatih dan pemain Palestino. Karena, saat itu Palestino berhasil mencapai perempat final, dan pertandingannya disiarkan di dunia Arab.

"Atas nama semua orang Palestina di seluruh dunia, saya ingin mengucapkan terima kasih atas suka cita yang Anda berikan pada kami di momen istimewa ini," tulis Abbas. "Anda adalah pemain dan juga duta kami di seluruh Amerika Selatan," kata Abbas.

Menurut Anuar, tim tersebut telah banyak membantu warga Palestina untuk berinteraksi dengan masyarakat Cile. Menurut dia, Cile merupakan negara yang memiliki strata sosial tinggi sehingga meski imigran Palestina mulai bangkit secara ekonomi masih banyak orang Cile yang menutup pintu buat mereka.

"Tetapi, melalui sepak bola dan menjadi tim liga utama yang sukses, penerimaan orang Palestina tumbuh," kata Anuar.

"Menang atau kalah, klub sepak bola ini dengan bangga telah mewakili Negara Palestina dan diaspora di Amerika Latin serta di seluruh dunia.'' 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement