REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tak ada angka pasti mengenai jumlah orang Palestina di Cile. Namun, dari sekitar 17 juta jumlah penduduk Cile, setidaknya ada 300 ribu penduduk yang dapat dikategori kan sebagai keturunan Palestina. Hal ini membuat Cile sebagai negeri di luar Arab yang paling banyak dihuni orang-orang Palestina.
Saking banyaknya orang Palestina di negara itu, penduduk setempat sampai mengatakan, di setiap desa di Cile pasti ada orang Palestina. "En cada pueblo en Chile, hay un Palestino, un sacerdote y un policia," kata orang Cile. Artinya, di setiap desa di Cile, ada orang Palestina, menjadi seorang imam dan polisi.
Mengenai Majluf, orang Palestina yang mendarat di Victoria, Cile pada 1906, sang cicit, yakni Anuar Majluf (30 tahun) berkisah, bu yutnya pernah mendirikan sebuah toko kecil di Cile dan menjalankan bisnisnya dengan baik. Jejak Majluf lalu disusul saudarara kandung nya. Mereka kemudian membawa istri dan anak-anaknya yang menetap di Beit Jala, se buah desa di Yerusalem, ke Cile. Pada 1911, mer tuanya juga menyusul Majluf.
"Pada awal abad ke-20 banyak imigran Palestina yang membangun rumah, membuka pabrik, dan membangun bisnis,'' kata Anuar yang menuturkan kisah ini di teras Hotel Loreto, sebuah hotel yang dibangun orang Palestina di Santiago.
Ketika amuk Perang Dunia I melanda Timur Tengah pada 1914, banyak orang Palestina yang pindah ke Cile. Mereka memutuskan angkat kaki dari Palestina untuk menghindari wajib mi liter Turki, yang saat itu bersekutu dengan Jerman.
Tahun demi tahun, makin banyak orang Palestina yang datang ke Cile, apalagi setelah pecahnya perang Arab-Israel pada 1948. Puluh an ribu warga Palestina melarikan diri dan sejak itu orang Palestina terus berdatangan ke Cile.