REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sejak awal didirikan, bangunan Masjid Muhammad VI ini bertujuan sebagai pusat dialog peradaban yang menghubungkan masyarakat Kota Coquimbo dengan budaya Islam, khususnya kebudayaan Maroko. Karena itu, Masjid Muhammad VI Coquimbo selain berfungsi sebagai tempat shalat dan ibadah umat Islam, juga berfungsi sebagai pusat aktivitas sosial serta kerja sama antarbudaya.
Misi utama dari Masjid Muhammad VI ini adalah mempromosikan dan memberikan pemahaman nilai-nilai antara agama dan peradaban, terutama antara Maroko dan Cile. Pada Jumat, masjid ini dapat menampung lebih dari 100 jamaah, sedangkan untuk kegiatan kerja sama kebudayaan bagian lain dari ruang shalat masjid mampu menampung lebih dari itu.
Beberapa ruangan di luar tempat shalat memang diperuntukkan sebagai pusat kegiatan dan diskusi yang terbuka untuk umum. Termasuk sebuah museum dan perpustakaan khusus dengan teks dari berbagai bahasa, mulai dari bahasa Spanyol, Arab, hingga Inggris.
Kegiatan dialog antarperadaban ini terlihat ketika secara rutin masjid ini mengadakan kegiatan dalam beberapa acara konferensi mengundang para profesor sejarah Islam di Amerika Latin dari universitas Maroko dan Cile.
Dari sinilah pemahaman Islam yang benar disampaikan guna menghilangkan prasangka dan stigma negatif terhadap ajaran dan budaya Islam. Dari sini pula berbagai buku keislaman bagi masyarakat Cile telah diterbitkan dan dipasarkan sebagai jembatan komunikasi antarkomunitas.