Kamis 12 Apr 2018 11:45 WIB

Jatuhnya Majapahit, Islam Menyebar Luas di Bima

Bima merupakan bagian dari imperium Majapahit.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Gerhana Matahari Sebagian (GMS) terlihat dari kawasan Candi Brahu, Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (9/3).
Foto: Antara/Ismar Patrizki
Gerhana Matahari Sebagian (GMS) terlihat dari kawasan Candi Brahu, Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bima saat ini merujuk pada nama kota dan kabupaten yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Namun, berbilang abad sebelumnya daerah yang berlokasi di Pulau Sumbawa ini merupakan sebuah kerajaan yang berusia ratusan tahun. Sepanjang sejarahnya, kebudayaan animisme, Hindu-Buddha, dan akhirnya Melayu-Islam berturut-turut mendominasi wilayah ini.

Di Pulau Sumbawa, telah berkembang suatu tatanan politik sebelum masuknya pengaruh Hindu-Buddha.I Wayan Sumerata dalam artikelnya untuk jurnal Forum Arkeologi(November 2014) menjelaskan, sistem pemerintahan tersebut dinamakan sebagai ncuhi.

Naskah lokal, Bo (buku) Sangaji Kai, mengungkapkan adanya lima ncuhi yang dominan, yakni Huu, Daha, Saneo, Nowa, dan Tonda.Pada waktu itu, masyarakat di ke lima wilayah tersebut umumnya menganut animisme.Selain teks dari abad ke-14 ini, bukti-bukti lainnya berupa artefak dari zaman megalitikum.Misalnya, situs-situs di lereng Bukit Doromanto dan Gunung Doro Peti, Kecamatan Pekat, Dompu.

Pengaruh animisme memudar seiring dengan masuknya ajaran Hindu-Buddha ke Pulau Sumbawa sekitar abad ketujuh atau ke delapan.Agama ini dibawa dari Jawa atau Bali melalui kontak dengan para pedagang atau kekuatan politik kerajaan besar, semisal Majapahit.Demikian keterangan Tawalinuddin Haris dan Edhie Wuryantoro dalam laporan penelitiannya yang diterbitkan Universitas Indonesia (1995).

Pada pertengahan abad ke-14, Majapahit mengalami masa kejayaan di bawah pemerintahan Hayam Wuruk.Negaraker taga mamenyebutkan wilayah kerajaan ini meliputi antara lain Pulau Sumbawa.Patih Gajah Mada mengubah sistem ncuhidi tengah penduduk setempat menjadi sangaji (harfiah: raja, kerajaan) sehingga mendorong penyebaran agama Hindu-Buddha.Sejak saat itu, situs-situs pemujaan yang sarat pengaruh arsitektur Majapahit berdiri.Misalnya, kompleks Waru Kali, Sambi Tangga, dan Dorobata di Dompu.

Jatuhnya Imperium Majapahit pada awal abad ke-15 memungkinkan pemulihan pengaruh politik para penguasa lokal di Bima.Selanjutnya, dakwah Islam menyebar lebih luas di Pulau Sumbawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement