Selasa 14 Feb 2017 17:28 WIB

Joevi Temukan Kebahagiaan dalam Islam

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Agung Sasongko
Mualaf (ilustrasi)
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Namun, Joevi sejak kecil sudah begitu dekat dengan sang ibu. Karena itu, kenang Joevi, ia sempat mengalami kesedihan beberapa saat setelah mengucapkan dua kalimat syahadat. Ada perasaan bahwa ia meninggalkan ibunya, betapa pun hubungan Joevi dan sang ibu baik-baik saja semenjak ia memilih Islam.

Ibu juga pernah mempelajari Islam. Tapi tetap pada keyakinan Kristennya sampai saat ini. Momennya, ya waktu itu sempat agak terharu, harus meninggalkan (berlainan agama dengan) ibu saya. Tapi, ya seiring berjalannya waktu, semua normal. Ibu juga kan pernah mempelajari Islam, kenang Joevi.

Pernikahan ini bukan saja awal bagi Joevi menjalani peran seorang istri, melainkan juga seorang Muslim. Pada awalnya, Joevi berusaha belajar mengenai Islam dari pelbagai sumber yang tersedia, termasuk sejumlah situs-situs informatif di internet.

Ia membutuhkan waktu cukup lama untuk bisa melancarkan beberapa ibadah wajib, seperti shalat atau puasa Ramadhan. Dari internet, Joevi mulai membaca soal-soal terkait tata cara shalat, rukun Islam, atau rukun iman.

Di samping itu, ia juga berdiskusi dengan sang suami, khususnya terkait praktik shalat dan membaca Alquran. Pasangan suami istri ini juga kerap menghadiri kajian-kajian Islam di masjid-masjid.

Joevi mengakui, saat itu sebagai Mualaf, yang cukup sukar baginya adalah ihwal membaca Alquran dan menjalani ibadah puasa. Secara personal, Joevi sudah akrab dengan bahasa-bahasa asing dari Eropa Barat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement