REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernikahan merupakan salah satu fase penting dalam kehidupan manusia. Bagi Joevi R, pernikahan bukan hanya tentang meresmikan ikatan cinta dengan pasangan terkasih, melainkan juga pintu pertamanya dalam menerima hidayah Islam.
Joevi menuturkan bagaimana perjalanannya sehingga bisa menjadi seorang Muslim. Pada 1990 lalu, ia dan Reza (bukan nama sebenarnya) menikah di Surabaya. Saat pertama kali berkenalan, Joevi merupakan seorang penganut Kristen, sedangkan Reza beragama Islam.
Perbedaan keyakinan tidak merintangi keduanya memantapkan komitmen pernikahan. Namun, kenang Joevi, ia tetap merasa sebaiknya sebagai seorang istri kelak bersatu haluan dengan sang suami.
Akhirnya, perempuan lulusan Murdoch University, Australia, itu mengucapkan dua kalimat syahadat dengan bimbingan salah seorang ustaz beberapa saat sebelum akad nikah berlangsung.
"Saya Mualaf sudah sejak lama sebetulnya, bukan baru-baru ini. Awalnya karena pernikahan, tahun 1990 lalu, saya masuk ke agamanya suami,"kata Joevi R saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (12).
Bagi Joevi, Islam bukanlah sesuatu yang sama sekali baru. Sebab, ia telah mengenal agama ini secara permukaan dalam lingkungan terdekatnya. Ia menceritakan, keluarganya sendiri juga merupakan campuran. Ada beberapa anggota keluarga yang Muslim, ada pula yang non-Muslim.
Perbedaan iman ini, dalam pandangan kedua orang tua Joevi, bukanlah soal yang diperdebatkan. Sebab, ada nuansa demokratis dan harmoni yang dipelihara cukup baik sebagai tradisi keluarga.