Kamis 12 Jan 2017 10:10 WIB

Polosin Ali Vyacheslav: Alquran Hilangkan Keraguanku

Rep: c15/berbagai sumber/ Red: Agung Sasongko
Muslim Rusia
Foto:
Pemandangan masjid Kul Sharif berdampingan dengan gereja Katedral Ortodoks Blagoveschensky di Kazan ibukota Tatarstan Rusia. (Roman Kruchinin/Reuters)

Kala itu tahun 1970-an. Meski dihadapkan pada sesuatu yang dinilainya bertentangan, Vyacheslav melihat dirinya tak memiliki alternatif di tengah ideologi komunis negaranya, kecuali Gereja Ortodoks Rusia. Ia pun mendatangi sebuah Gereja Ortodoks pada usianya yang ke-19.

"Di sana aku menemukan sebuah tradisi kuno serta keindahan nyanyian pujian yang memuja Tuhan. Lalu, ku putuskan mencari lebih banyak pengetahuan teologis dengan mengikuti sebuah seminari."

Sampai pada keputusan itu, Vyacheslav merasa hal itu tak berarti bahwa ia telah menetapkan pilihan atas kepercayaan tertentu. "Karena, aku tidak memiliki kepercayaan lain apa pun untuk kubandingkan dengan Ortodoksi." 

Setelah mempelajari banyak dalil tentang ajaran Kristen melalui seminari, pria kelahiran 26 Juni 1956 ini kemudian menjadi imam keuskupan pada 1983. Posisi itu dimaknainya sebagai simbol peperangan rohani dan intelektual melawan kefasikan. "Aku merasa diriku menjadi prajurit Tuhan."

Namun, perasaan itu tak berlangsung lama. Di tengah kesibukannya melayani umat di gereja, Vyacheslav merasa dipaksa mengabdikan diri untuk melakukan berbagai ritual di bawah perintah orang-orang yang disebutnya penuh takhayul. Aktivitasnya di gereja juga ia rasakan bukan untuk mengabdi di bidang spiritual dan keyakinan intelektual seperti perkiraannya. Kecewa, ia pun memutuskan tak lagi menjadi tentara Tuhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement