REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama aslinya Polosin Vyacheslav Sergeyevich. Ia dibesarkan di tengah keluarga ateis. Meski hidup tanpa agama, sejak kecil Vyacheslav memercayai keberadaan Tuhan yang misterius serta Maha Kuasa. "Aku percaya ia takkan menolak orang-orang yang datang dan berpaling kepada-Nya," tulis dia dalam catatan perjalanannya menemukan Islam, How I Came to Islam.
Keyakinan itu terus berkembang dan menguat menyusul beberapa situasi sulit yang dialaminya. Sejak usia remaja, ketika ia merasa tak memiliki cukup kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan rumit, Vyacheslav selalu berusaha kembali kepada Tuhan yang diyakininya itu. "Aku memohon pertolongan dari-Nya dan situasi membaik setelah itu."
Tak berhenti sebatas meyakini keberadaan Tuhan, ia pun ingin menemukan kebenaran sesungguhnya tentang Zat Yang Maha Kuasa itu. Maka, ia mengajukan lamaran untuk belajar di Fakultas Filsafat Universitas Negeri Moskow dan ia diterima.
Di sanalah, Vyacheslav membuka Injil untuk pertama kalinya dan mendapati kesan yang bertentangan dengan dirinya. Ia menemukan beberapa bagian dari Injil tampak benar-benar supranatural, sementara di bagian lainnya Tuhan dikemukakan untuk menghancurkan sebagian besar bangsa.
"Ada pula gagasan-gagasan aneh (dalam Injil) seperti 'otot', 'tangan', 'tubuh', 'daging', dan 'darah' Allah. Ada banyak asimilasi Sang Pencipta (Tuhan) dengan ciptaan-Nya, yakni manusia," ujarnya.