Rabu 07 Sep 2016 16:57 WIB

Tayangan Azan Menyentuh Hati Syifa

Rep: Friska Yolanda/ Red: Agung Sasongko
Adzan yang menjadi siaran paling ditunggu saat Ramadhan
Foto:
Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syifa lahir di keluarga Kristen Protestan. Perempuan bertubuh mungil ini mengatakan, ia memang dibesarkan di tanah yang mayoritas penduduknya beragama Kristen. Di sana, jarang sekali ada orang beragama Islam. Kalaupun ada, kata Syifa, mereka merupakan kaum minoritas atau perantau dari Makassar.

Perkenalan pertama Syifa dengan Islam, yakni ketika duduk di bangku sekolah dasar (SD). Di buku pelajaran, ada frasa “Ya Rabbi”. Syifa senang membaca frasa itu, namun tidak tahu menahu dengan asal dan makna kata tersebut.

Perkenalan selanjutnya terjadi setelah Syifa pergi dari rumah. Ia merantau ke Balikpapan pada 1995. Di sana, ia melihat sebuah tayangan yang menggugah hatinya. Di televisi Syifa melihat tayangan azan shalat Maghrib.

Salah satu adegan selama penayangan azan itu, ketika satu keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak melakukan shalat berjamaah. “Saya ingin sekali seperti itu,” ujar perempuan beranak empat ini mengingatkan niatan di benaknya ketika itu.

Syifa tergugah, tapi tidak langsung memutuskan untuk masuk Islam. Namun, ia mulai mempelajari Islam dengan membaca buku-buku tentang risalah Muhammad SAW. Dari situ, Syifa mengetahui seorang Muslim tidak memakan babi. Ia pun mulai menjauhi hal-hal yang dilarang dalam Islam.

Keinginan masuk Islam mulai dirasakannya saat berada di Jakarta pada akhir 1997. Apalagi, ia berkenalan dengan warga asal Ambon yang juga mualaf. Ia pun merasa jalannya menuju Islam semakin lapang.

Syifa mulai membaca terjemahan Alquran. Ia penasaran apa yang diajarkan oleh kitab suci tersebut. Pada saat yang sama Syifa juga membandingkannya dengan Alkitab yang selama ini menjadi petunjuk hidupnya.

Setelah membaca terjemahan Alquran, Syifa semakin yakin dengan Islam. Ia seperti menemukan jati diri yang dicarinya. Selama mempelajari Islam, ia mulai merasakan ketenangan yang selama ini hilang dari dalam dirinya. “Saya menemukan apa yang ingin saya tuju,” kata Syifa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement