REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- “Gangga, jangan lari-lari, Nak,” ujar Syifa Nur Kholifah (33 tahun) kepada anak gadisnya yang berusia sekitar enam tahun. Gadis kecil itu baru saja mengalami kecelakaan. Tangannya harus dibebat karena mengalami pergeseran sendi. Tapi dasar anak kecil, gadis bernama lengkap Galingga ini tidak bisa diam. Ia berlari ke sana kemari mengejar sang kakak, Satria (8).
Republika berkenalan dengan Syifa saat berjumpa di Masjid Pusdai, Kota Bandung, Rabu (31/12). Kala itu, Syifa dan keluarga kecilnya tengah mengikuti rangkaian acara Muhasabah Republika menyambut pergantian tahun.
Syifa tinggal di Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Namun, Syifa lahir dan besar di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Syifa mengaku ia kabur dari rumah. Ia sudah 19 tahun meninggalkan Kupang dan merantau ke tanah Jawa.
Sembilan belas tahun bukan waktu yang sebentar. “Saya belum sempat pulang. Tadinya ingin pulang bulan ini, tapi Gangga kecelakaan,” kata Syifa. Kepergian bungsu delapan bersaudara itu dari rumah memulai kisahnya menjadi bagian dari Islam.