Kamis 03 Mar 2016 07:00 WIB

Amelian Dinisiah Belajar Shalat dari Secarik Kertas

Rep: Marniati/ Red: Agung Sasongko
Mualaf
Foto:

Perlakuan kasar ini tidak membuatnya goyah. Setelah 13 hari berada di rumah. Ia memutuskan untuk hijrah secara kafah. Ia siap untuk kehilangan keluarganya demi keya kin an yang sedang ia jalani.

Akhirnya, ia memutuskan untuk keluar dari rumah dengan membawa serta putranya. Saat keluar rumah, ia beralasan ingin mengurus akta kelahiran sang putra.

Setelah keluar dari rumah, Amelian bertemu dengan seorang ustaz dan istrinya. Ia menginap selama tiga hari sampai ia mendapatkan tiket untuk kembali lagi ke Bogor.

Sampai di Bogor, ia harus hidup berpindah- pindah. Menumpang di satu tempat ke tempat lain. Ia bahkan sempat sakit hingga harus di opname di rumah sakit. Ujian tidak hanya sampai di sini. Seorang pria Muslim menikahinya pada 2014 lalu.

Namun, pernikahan hanya bertahan empat bulan karena ia memperoleh perlakuan yang kasar dan tidak adil dari suami. Suami juga tidak menafkahinya.

Ia memutuskan bercerai kembali. Namun, ia terkejut, ternyata setelah perceraiannya itu, ia baru menyadari tengah mengandung. Ia melewati hari-hari hingga proses melahirkan tanpa didampingi suami. "Saya ikhlas karena saya yakin sabahat terdahulu juga tidak mudah ujiannya setelah berhijrah. Saya diuji karena Allah SWT sayang," katanya.

Setelah dua tahun tidak berkomunikasi dengan keluarga besar, akhirnya sang adik menghubunginya kembali dan menyatakan bahwa keluarga besar merindukannya. Orang tuanya pun mengajak bertemu di Bogor. Ia diterima dengan baik oleh keluarga besarnya.

"Ayah saya berkata silakan jalani agamamu dan bapak akan menjalani agama bapak," katanya.

Sekarang silaturahimnya dan orang tua kembali normal. Bahkan, orang tua sempat mengunjunginya saat Lebaran. Ibu dua anak ini sekarang juga telah dipersunting kembali oleh teman semasa kuliahnya dahulu. Ia menikah sekitar dua pekan yang lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement