Ahad 15 Nov 2015 14:15 WIB

Puisi-Puisi Rumi, Kebanggaan Dunia Islam yang Dicintai Barat

Rep: c16/ Red: Agung Sasongko
Jalaluddin ar-Rumi (ilustrasi).
Foto:
Mausoleum Rumi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada 17 Desember tahun lalu, ribuan sufi dari seluruh dunia berbondong-bondong ke Turki untuk menghadiri peringatan 741 tahun wafatnya Rumi. Momen yang dinamakan Seb-i Arus ini berlangsung di sebuah kuil  di atas Bukit Aladdin, tempat dulu Rumi kerap melakukan pertemuan dengan Shams.

Selain penganut sufi, perayaan ini juga dihadiri oleh pejabat pemerintah, termasuk Presiden Turki Recep Tayip Erdogan. Keikutsertaan pejabat pemerintah ini menunjukkan betapa pentingnya sosok Rumi di mata Pemerintah Turki.

Selain penganut sufi dan pejabat pemerintah, perayaan Seb-i Arus juga dihadiri masyarakat non-Muslim.  Hal ini menunjukkan bahwa pesan Rumi dalam karya-karyanya mampu melampaui batas-batas agama, negara, dan ras. Bahkan, pesan tersebut masih dapat dirasakan oleh orang-orang yang sudah  terpisah jarak hingga 800 tahun sejak kematiannya.

Demi mengakomodasi para sufi dari seluruh dunia, Seb-i Arus tak hanya digelar di Konya. Pada saat yang sama, perayaan ini juga diselenggarakan di Istanbul dan kota-kota lain di seluruh dunia, seperti Barcelona, New York, San Francisco, Vancouver, dan Mexico City.

Melihat perayaan Seb-i Arus, tak terbantahkan lagi bahwa karya-karya Rumi mampu menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang dalam sebuah keindahan, keragaman, dan toleransi. Hal inilah sebenarnya yang ingin disampaikan Rumi kepada khalayak luas di masa hidupnya. Sedangkan, pada generasi masa kini, Rumi tampaknya berpesan agar fokus pada hubungan spiritual dengan Allah SWT dan tak lupa memperkuat hubungan dengan sesama manusia.

Rumi lahir dan tumbuh di tengah berkobarnya konflik besar yang melanda dunia Islam, yaitu invasi tentara Mongol dan tentara salib dari Eropa. Kala itu, Rumi merupakan bagian dari generasi yang hidup tanpa toleransi dan tidak menerima keragaman. Melalui karya-karyanya, Rumi hendak mengatakan bahwa perbedaan yang ada merupakan karunia dari Allah SWT. Ia juga ingin berpesan bahwa dunia tak bisa berjalan tanpa saling menghargai dan menghormati.

Hari ini, Rumi adalah penyair terlaris di Amerika Serikat. Fakta ini menunjukkan secara jelas adanya pesan universal yang terkandung dalam karya-karyanya. Pesan itu bukan hanya untuk agama tertentu, melainkan untuk seluruh umat di dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement