REPUBLIKA.CO.ID, BALLABHGARH -- Sekitar 100 Muslim yang berlindung di kantor polisi setelah serangan komunal di desa Atali, India sembilan hari yang lalu telah kembali ke rumah. Kepulangan mereka menyusul adanya jaminan dari pemerintah setempat bahwa kelompok minoritas akan dilindungi.
"Semua orang yang mengungsi di tenda sementara di kantor polisi Ballabhgarh kembali ke rumah mereka malam ini," kata Komisaris Polisi, Subhash Yadav, dilansir dari thestatesman.com, Kamis (4/6).
Desa Atali telah menjadi titik kekerasan komunal pada 25 Mei lalu, ketika komunitas Hindu Jat menyerang sebuah masjid yang sedang dibangun. Kekerasan itu mengakibatkan lima orang terluka dan 20 rumah dibakar. Sekitar 100 orang dari kelompok minoritas terpaksa berlindung di kantor polisi Ballabgarh.
Kebuntuan itu terselesaikan di hadapan perwakilan kedua belah pihak pada pertemuan yang diselenggarakan di Panchayat Bhawan. Subhash Yadav dan Wakil Komisaris Amit Agrawal meyakinkan anggota masyarakat minoritas akan mendapat keamanan lengkap dan semua fasilitas bantuan yang mungkin.
Menteri Keadilan Sosial dan Pemberdayaan, Krishan Pal Gurjar mengatakan, korban kekerasan akan diberikan kompensasi awal untuk memperbaiki rumah mereka. Ia juga meminta anggota masyarakat mayoritas untuk menjaga persaudaraan. Kebrutalan salah satu komunitas tidak akan ditoleransi.
Pemimpin Kongres, Ashok Tanwar mengunjungi lokasi kekerasan komunal di desa Atali bersama sejumlah delegasi dan menyerukan pesan perdamaian di tengah perbedaan kedua komunitas.
Menurutnya, kedua komunitas perlu mengambil langkah-langkah untuk menghindari insiden seperti itu di masa depan. Ia juga mengklaim pemerintah daerah tidak mengambil langkah-langkah memadai dan tepat waktu untuk menghindari insiden tersebut.
Presiden komite minoritas dari All India Congress Committee, Khurshid Sayyid yang juga bagian dari delegasi menilai insiden tersebut merupakan serangan terhadap hak-hak konstitusional warga negara.