Selasa 01 Apr 2025 15:44 WIB

Muncul Ketegangan Hindu-Muslim di Uttar Pradesh India Saat Idul Fitri, Pertokoan Ditutup

Festival Hindu Navratri berbarengan dengan perayaan Idul Fitri.

 Umat Muslim di Uttar Pradesh, India (ilusytrasi) Festival Hindu Navratri berbarengan dengan perayaan Idul Fitri.
Foto: AP/Rajesh Kumar Singh
Umat Muslim di Uttar Pradesh, India (ilusytrasi) Festival Hindu Navratri berbarengan dengan perayaan Idul Fitri.

REPUBLIKA.CO.ID, DELHI— Hari Raya Idul Fitri, yang menandai berakhirnya Ramadhan, bulan suci puasa dan ibadah umat Islam, telah memicu ketegangan sektarian dan protes antara mayoritas Hindu dan Muslim di negara bagian Uttar Pradesh, India.

Sementara umat Muslim di seluruh dunia akan merayakan acara tersebut dengan jamuan makan dan makanan tradisional, semua toko daging, ikan dan unggas di Varanasi akan tetap tutup.

Baca Juga

The Times of India melaporkan bahwa penutupan ini disebabkan oleh festival Hindu Navratri, yang dimulai kemarin hingga 7 April, di mana toko-toko akan tutup selama sembilan hari, yang bertepatan dengan perayaan Idul Fitri tahun ini.

Wali Kota Varanasi, Ashok Kumar Tiwari, mengarungi kontroversi ini. Mengutip kesakralan hari raya ini, dia mendesak umat Muslim untuk menghormatinya, termasuk penutupan aktivitas perdagangan.

Navratri, secara harfiah berarti "Sembilan Malam", merupakan sebuah festival yang didedikasikan untuk Devi atau Ĺšakti, "Ibu Ilahi", ekspresi feminin dari Ketuhanan. Navratri dirayakan dengan penuh pengabdian di seluruh India dan di komunitas-komunitas Hindu di seluruh dunia.

BACA JUGA: Konflik Internal Israel Semakin Tajam, Saling Bongkar Aib Antara Ben-Gvir Versus Shin Bet 

Tahun ini festival ini jatuh pada hari raya Idul Fitri, yang telah menyebabkan perselisihan dan ketegangan karena komunitas Islam merasa tidak diberi kesempatan untuk merayakan akhir dari puasa sebulan penuh mereka.

Tetapi bagi walikota Varanasi, "Karena proposal penutupan toko daging selama Navratri telah disahkan oleh pihak eksekutif, maka hal ini akan diterapkan secara ketat."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement