REPUBLIKA.CO.ID, Meski meneladani sunah rasul, Zahra mencoba untuk mengemas program umrah ini secara memikat.
Di antaranya, dengan memberikan program liburan ke Dubai. Program ini, kata dia, dilakukan setelah jamaah menunaikan ibadah umrah.
“Untuk tahun ini, kami memang mencoba mengemas umrah plus wisata ke Dubai. Tempat ini kami pilih karena kota ini menjadi destinasi yang memikat selain Turki dan masjid Al Aqsa yang di Yerussalem,” tuturnya.
Program umrah plus Dubai ini, kata Zahra, dilakukan selama 10 hari. Dengan durasi waktu tersebut, pihaknya memasang banderol perjalanan seharga 2.350 dolar AS. “Fasilitas yang kami berikan adalah layanan bintang lima,” ujarnya.
Terlepas dari pelayanan akomodasi yang diberikan, Zahra juga tak ingin melupakan pelayanan ibadah kepada para jamaahnya. Ia mengaku, dalam setiap program pemberangkatan, pihaknya tidak memberangkatkan rombongan dalam jumlah besar. “Biasanya kita hanya 15 orang plus satu orang pembimbing dari Jakarta,” jelasnya.
Dengan jumlah yang terbatas itu, Zahra mengaku, upaya memberikan pelayanan ibadah yang maksimal bisa terwujud. Untuk pelayanan ibadah, Zahra mengatakan, para jamaahnya akan melakukan manasik.
Selain manasik, ia melanjutkan, pihaknya melakukan pula muhasabah saat jamaah berada di Tanah Suci. Saat berada di Madinah, jamaah akan sekali mengikuti tausiah. Sedangkan, sewaktu di Makkah akan dilakukan sebanyak dua kali.
“Semua ini kami lakukan sebagai cara untuk memberi pelayanan maksimal kepada para tamu Allah yang hendak beribadah ke Tanah Suci,” katanya.