REPUBLIKA.CO.ID, BRATISLAVA -- Perkembangan informasi begitu pesat. Yang menjadi masalah, informasi itu justru menyudutkan umat Islam. Itulah yang dihadapi Muslim Slovakia.
Media massa Slovakia, misalnya, selalu mengasosiasikan Muslim dengan teroris. Belum lagi, pemberitaan yang menyiratkan semangat anti-islam.
"Generasi awal Muslim memang tidak terpengaruh dengan itu. Tapi, bagaimana dengan generasi muda Muslim. Sangat memalukan dengan apa yang dilakukan media massa Slovakia," kata Azim Fahardi, imigran asal Afganistan seperti dikutip the slovakia spectator, Selasa (29/10).
Komunitas Muslim sedari awal sudah menyadari masalah ini. Itu sebabnya, mereka menggelar kampanye yang intinya memberikan informasi yang benar.
Elena Gallová Kriglerová, Direktur Centre for the Research of Ethnicity and Culture (CVEK) sependapat dengan Fahardi. Menurutnya, media massa Slowakia telah memainkan peran berbahaya. "Mereka menyebarkan ketakutan terhadap Islam," kata dia.
Data yang dipublikasikan CVEK menyebutkan sebanyak 70 persen warga Slovakia tidak setuju pemerintah membolehkan umat Islam menjalankan kepercayaannya. Setengah warga Slovakia juga menolak berdirinya Islamic center. "Ini contoh ketakutan itu," kata Kriglerova.
"Di masa lalu, benteng Bratislava terdapat sinagog, gereja, dan seharusnya ada masjid," kata dia.