REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai anti-Islam Slovenska Naridna Strana (SNS) menjelaskan, mereka akan mencoba lagi untuk mengesahkan undang-undang larangan pengesahan agama nasional. Untuk melakukan itu, mereka akan membutuhkan suara mayoritas parlemen yang sama yang mereka raih pada bulan November lalu.
Jika undang-undang tersebut disahkan lagi dan jika presiden tidak menggunakan hak veto, undang-undang baru tersebut dapat mengi rim pesan yang kuat. Tidak hanya kepada umat Islam yang tinggal di Slovakia dan bagian lain Eropa, tapi juga setiap calon pengungsi dan pencari suaka. Mereka akan mempertimbangkan untuk menjadikan Slovakia sebagai rumah baru.
Tren ini juga bisa menyebar ke seluruh Eropa. Partai sayap kanan akan menekan partai utama untuk menerima kebijakan kontroversial yang mendiskriminasikan kelompok minoritas, terutama ketika menyangkut Islam. Kaum minoritas terancam tak bisa menjalankan keyakinannya menutup aurat di tempat umum. Sejumlah negara Eropa mengalami hal tersebut, seperti Prancis yang melarang penggunaan burqa dan niqab di tempat umum. Hal sama juga terjadi di Belgia, Swiss, dan Bul garia.
Undang-undang yang mengatur agama di Slovakia sudah ada. Tahun 2007 lalu peme rintah negeri itu pernah mengharuskan masyarakat yang ingin mendaftarkan gereja atau komunitasnya memiliki 20 ribu pemeluk. Mereka juga harus memaparkan memberikan secara perinci data anggota pemeluk agama. Mereka wajib menjelaskan prinsip dasar keimanan mereka.
Pada 2011 partai Fidesz Hungaria mengeluarkan undang-undang yang menyebut status gereja dan komunitas religius minoritas sebagai 'tradisional'. Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa memutuskan, undang-undang tersebut melanggar hak asasi manusia pada tahun 2014. Republik Ceska juga cenderung mengikuti Slovakia dan meningkatkan persyaratan agama yang diakui. Agama yang terdaftar di negara bagian harus memiliki setidaknya 50 ribu pengikut dari semula hanya 10 ribu orang.
Slovakia menganut demokrasi liberal. Negeri anggota Uni Eropa ini memiliki undang-undang yang melindungi kelompok agama dan minoritas. Sekitar dua ribu Muslim tinggal di Slovakia dari populasi 5,4 juta orang. Banyak dari mereka yang tidak memiliki status tinggal per manen karena tidak mudah mendapatkannya.