Sabtu 20 Oct 2012 18:07 WIB

Payono, Siaga Antar Jamaah di Asrama Haji

Rep: Alicia Saqina/ Red: Dewi Mardiani
Sejumlah calon jamaah haji mengikuti manasik haji di Asrama haji, Pondok Gede, Jakarta
Foto: Republika/Agung Supri
Sejumlah calon jamaah haji mengikuti manasik haji di Asrama haji, Pondok Gede, Jakarta

REPUBLIKA.CO.ID, Para ibu-bapak, pria-wanita, tua-muda, semuanya, menaiki bus. Bus itu berhenti tiap-tiap lima menit sekali. Ukurannya tidak besar, ya besarnya seperti kopaja atau metromini Ibu Kota.

Penumpangnya mengenakan seragam yang senada, perpaduan warna hijau dan ungu. Tapi bagaimana dengan pengemudinya? Ia berpakaian rapi, bercelana bahan, sesekali berkemeja atau baju koko.

Pria tersebut bernama Paryono. Setidaknya genap selama satu bulan penuh, ia bertugas. Tugasnya mungkin tidak terlalu sulit, tidak juga harus berjaga 24 jam. Tetapi sekali ia telah menyalakan mesin, maka selama tiga jam ke depan bus yang dikemudikannya itu tak henti bergerak.

Rute bus memang tidak panjang. Paling jauh mungkin sekitar 350 meter. Paryono dengan sigap selalu siap di belakang kemudi. Ia mengantarkan, para calon jamaah haji (CJH) ke tempat mereka beristirahat dan berkegiatan di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.

Tempat yang Paryono antarkan tersebut ialah gedung-gedung inap. Setidaknya di asrama haji terdapat enam gedung inap jamaah. Setelah para jamaah selesai melalui proses penerimaan, maka diimbau agar mereka segera menaiki bus yang sudah disiapkan asrama dan beristirahat di sana.

Paryono tidak sendiri. Dalam menjalankan beban tugas yang sama, sebagai pengemudi, ia dibantu satu temannya. ''Saya satu, teman saya bawa satu,'' ucap pria bertubuh subur ini, ketika berbincang-bincang saat sedang beristirahat sejenak.

Ia mengaku, tidak pernah ada keluhan yang ia alami selama bertugas sejak 20 September lalu. Walau tidak seperti petugas kesehatan, Regu Uzur, ataupun petugas keamanan yang bertugas //full// selama 24 jam, tetapi keberadaan Paryono dan teman di asrama tetap 24 jam. ''Ya nginap di sini,'' ujarnya.

Bus yang tersedia hanya dua. Jamaah yang mengisi kursi-kursi di dalamnya pun, tidak melulu penuh. ''Terkadang jamaah masih ada yang tetap menunggu anggota keluarganya,'' ungkapnya. Walau begitu, hanya terisi sebagian, bus tetap berjalan.

Beruntung di tahun 2010, Paryono dipercayakan kantor untuk bertugas langsung di Tanah Suci sebagai tenaga petugas pelayanan haji dari Indonesia. Oleh karena itu, sudah ada tambahan kata panggilan di depan namanya. 'H Paryono', begitu, tertulis di lembar identitas yang selalu dikalunginya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement