REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Muhammad Sahal Ghufron Bin Akhiyat (58 tahun) dijemput maut saat hendak berangkat ke Tanah Suci. Kepala Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, Sugianto, mengatakan warga Desa Gambiran Prigen, Pasuruan yang tergabung dalam kloter 87 tersebut. meninggal dalam perjalanannya menuju GOR Raci Pasuruan, Senin (8/11) siang, untuk mengikuti acara pelepasan oleh bupati. Sahal yang akan berangkat bersama istrinya Wuriyati Kusen (46), mendadak terkena serangan jantung.
Wuriyati segera membawa suaminya ke Puskesmas Pandaan. Karena fasilitas tak memadai, Sahal dirujuk ke RSUD Bangil. Takdir tak bisa dilawan, tak lama berselang nyawa Sahal tak tertolong dan meninggal dunia.
Menurut Sugianto, sebelum berangkat untuk mengikuti pelepasan bupati, sahal sempat menjadi imam shalat dzuhur di masjid dekat rumahnya. "Tak disangka, dia meninggal begitu cepat,” ujar Sugianto.
Setelah itu, sambung Sugianto, atas saran kerabat dan anak-anaknya, Wuriyanti memutuskan menyusul rombongan kloter 87 yang sudah berada di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, pada malam harinya.
Ternyata, kata Sugianto, cobaan tak berhenti sampai disitu. Karena dengan mobil perorangan, yang bersangkutan harus masuk melalui parkir yang padat kendaraan, bukan lewat pintu utama. Padahal sesuai jadwal kloter 87 harus berangkat pada Selasa (9/11) pukul 2.30.
Karena ditunggu lama belum juga muncul di Hall Mina hingga menjelang keberangkatan ke Bandara Juanda, petugas kloter meminta bantuan petugas informasi untuk memanggil nama Wuriyati. Dari situ, terang Sugianto, keberadaan Wuriyati terditeksi dan masih terjebak dalam deretan mobil yang akan diparkir.
Berkat kesigapan anggota keamanan, lanjut Sugianto, yang bersangkutan dapat dievakuasi dengan dibonceng sepeda motor menuju Hall Mina guna mengikuti proses penerimaan untuk dikumpulkan dengan semua jemaah.
“Tak berselang lama kloter 87 berangkat. Alhamdulillah, tak ada jemaah yang tertinggal dalam rombangan,” jabar Sugianto.