Ahad 16 Nov 2025 09:02 WIB

Keindahan Rinjani dan Komitmen Luhur Lestarikan Warisan Ilmiah Pesantren

Pesantren diproyeksikan jadi pusat unggulan dalam riset manuskrip.

Ilustrasi manuskrip. Pesantren bisa dikembangkan menjadi pusat studi manuskrip.
Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Faishal Adnan
Ilustrasi manuskrip. Pesantren bisa dikembangkan menjadi pusat studi manuskrip.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di bawah kaki Gunung Rinjani yang megah, di bumi Nusa Tenggara Barat yang kaya akan sejarah, sebuah universitas sedang merajut mimpi besar. Ini bukan sekadar tentang gedung kuliah atau wisuda, melainkan tentang menjaga napas masa lalu agar tetap hidup di masa depan yang serba digital.

Mampukah UIN Mataram menjadi jembatan yang menghubungkan manuskrip kuno beraksara Jawi dengan riset ilmiah modern? Inilah kisah tentang komitmen jangka panjang kampus tersebut untuk menjadi pusat studi pondok pesantren dan riset manuskrip Nusantara.

Baca Juga

Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, melalui rektornya Masnun Tahir, menegaskan komitmen tersebut. Bagi kampus ini, ini bukan sekadar janji, melainkan sebuah misi suci.

“Ini momentum penting bagi UIN Mataram. Kampus harus hadir sebagai penjaga warisan ilmiah dan sekaligus penggerak inovasi pendidikan pesantren,” ujar Rektor Masnun Tahir dalam keterangannya di Jakarta, Ahad.

Pernyataan visioner Masnun tersebut disampaikan saat Halaqah Tingkat Nasional yang digelar di kampus UIN Mataram. Acara ini menjadi saksi lahirnya sebuah lembaga baru yang ambisius.

Lembaga baru itu bernama Pusat Studi Naskah dan Pesantren (Pustunastren). Sebuah inisiatif yang diproyeksikan menjadi pusat unggulan dalam riset mendalam terhadap manuskrip kuno dan turats (khazanah keilmuan) pesantren.

Pustunastren memiliki tugas vital. Mereka akan melakukan inventarisasi, digitalisasi, hingga penelitian lanjutan terhadap naskah-naskah klasik Lombok.

Naskah-naskah ini dinilai oleh para filolog (ahli naskah kuno) sebagai salah satu khazanah terkaya di Indonesia, sebuah harta karun intelektual yang selama ini tersembunyi.

Menurut Masnun, Lombok dan NTB memiliki kekayaan tradisi manuskrip yang luar biasa. Warisan ini mencakup naskah beraksara Arab, Jawi–Pegon, hingga Jejawen Sasak, merekam peradaban lokal yang kaya.

Bagi Masnun, pusat studi naskah dan pesantren tidak hanya menjadi wadah akademik yang dingin. Ia adalah penjaga identitas keilmuan Nusantara yang kini semakin membutuhkan dukungan kelembagaan yang kuat.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement