REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Shalawat Kebangsaan dan Walk For Harmony yang digelar Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) di Surabaya, Ahad (30/11/2025), diikuti hingga 52.500 peserta. Gelaran ini dinilai memberi dampak ekonomi signifikan bagi UMKM di kawasan Masjid Al-Akbar Surabaya.
Pedagang makanan, minuman, hingga pengemudi transportasi daring mencatat kenaikan transaksi. Salah satu pelaku food truck, bahkan meraih omzet Rp2 juta. Kehadiran peserta dari berbagai daerah juga memberi efek berantai pada jasa parkir dan pedagang kaki lima.
Kepala Kantor Kemenag Kota Surabaya, Muhammad Muslim, membenarkan adanya lonjakan ekonomi pada kegiatan tersebut. Menurut dia, keramaian sejak pagi langsung berdampak pada penjualan para pedagang.
Lihat postingan ini di Instagram
“Yang namanya orang kumpul banyak itu dampaknya pasti positif. Di sepanjang jalur itu, jualan laris semua. Secara ekonomi sangat berdampak pada usaha kecil. Peserta banyak yang belum sarapan, jadi camilan dan minuman langsung habis,” ujar Muslim di Surabaya, Ahad (30/11/2025).
Ia menambahkan, tingginya minat masyarakat juga dipengaruhi hadiah besar dari panitia. Banyak warga datang bersama keluarga dan komunitas, sehingga suasana makin hidup dan peluang transaksi pedagang meningkat.
Shalawat Kebangsaan dan Walk For Harmony menjadi bagian dari rangkaian kegiatan The Wonder of Harmony. Kegiatan ini dimulai dengan Sholawat Kebangsaan pada 28 November 2025 yang menghadirkan 25.000 jamaah. Antusiasme meningkat pada Walk For Harmony yang digelar hari ini. Jumlah peserta mencapai 27.500 orang dari berbagai daerah di Jawa Timur.




